Museum Louvre di Paris, Prancis. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 26 October 2025 15:26
Paris: Lebih dari 100 penyidik dikerahkan untuk mengusut kasus pencurian besar di Museum Louvre, Paris, Prancis. Jaksa Paris Laure Beccuau mengatakan berbagai data sedang dianalisis guna melacak keberadaan para pelaku.
“Jumlah penyidik meningkat dari 60 menjadi lebih dari 100 orang. Mereka akan terus bekerja selama diperlukan,” ujar Beccuau dalam wawancara dengan harian Journal du Dimanche, Minggu, 26 Oktober 2025.
Dikutip dari Antara, Beccuau mengatakan tim forensik telah mengumpulkan lebih dari 150 sampel DNA, sidik jari, dan jejak bukti lain yang kini sedang diteliti. Selain itu, penyidik juga meninjau ulang rekaman kamera pengawas untuk menentukan lokasi para perampok.
Museum Louvre kembali dibuka untuk publik pada Rabu lalu, dua hari setelah kejadian pencurian sembilan perhiasan berharga dari koleksi era Napoleon dan Permaisuri Prancis. Barang yang dicuri termasuk tiara, anting, kalung, dan bros yang dahulu dimiliki kalangan kerajaan.
Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis Laurent Nunez, para pencuri masuk melalui jendela menggunakan alat pemetik ceri (cherry picker), memotong kaca dengan gerinda sudut, lalu melarikan diri menggunakan skuter.
Nunez tidak menutup kemungkinan bahwa para pelaku merupakan warga negara asing. Sementara itu, surat kabar Le Parisien melaporkan pencurian tersebut dilakukan oleh empat orang, dua di antaranya masuk ke dalam museum.
Jaksa Beccuau menambahkan, alat pemetik ceri yang digunakan dalam aksi tersebut ternyata dicuri pada 10 Oktober di komune Louvre, wilayah Val-d’Oise, Prancis utara. Polisi kini menelusuri pergerakan kendaraan itu dari waktu pencurian hingga hari terjadinya perampokan di Museum Louvre.
Baca juga: Museum Louvre Dibuka kembali untuk Pertama Kali Usai Digasak Perampok