Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani. Foto: Metrotvnews.com/Muhammad Reyhansyah
Muhammad Reyhansyah • 22 October 2025 19:15
Jakarta: Indonesia akan menegaskan pentingnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang beretika, seimbang, dan berkelanjutan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, pada 31 Oktober–1 November mendatang.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, mengatakan KTT APEC tahun ini mengangkat tema Building an Sustainable Tomorrow atau membangun masa depan yang berkelanjutan, dengan fokus pada dua isu utama — AI dan perubahan demografi.
“Kita akan menekankan pentingnya pendekatan yang seimbang dalam penggunaan AI,” ujar Abdul Kadir dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2025.
“Pengembangan teknologi perlu memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan,” imbuh Abdul Kadir.
Menurut Abdul Kadir, kemajuan AI menawarkan potensi besar untuk mendorong produktivitas dan inovasi, tetapi di saat yang sama dapat memperlebar kesenjangan ekonomi dan digital jika tidak dikelola dengan hati-hati. Karena itu, Indonesia akan mendorong tata kelola AI yang berimbang antara manfaat ekonomi dan perlindungan nilai sosial.
“Kita ketahui AI bisa membawa manfaat besar, tapi penggunaannya harus dijaga agar tidak memperburuk ketimpangan yang sudah ada,” kata Abdul Kadir.
Selain AI, perubahan demografi juga menjadi perhatian utama KTT APEC tahun ini. Abdul Kadir menyoroti bahwa banyak negara di Asia Timur menghadapi populasi menua (aging population), sementara negara-negara Asia Tenggara justru sedang mengalami bonus demografi.
“Forum ini akan kita gunakan untuk saling berbagi pengalaman dan memperkuat ketahanan ekonomi dalam menghadapi tantangan demografi,” ujar Abdul Kadir.
Ia menambahkan, kehadiran Presiden Prabowo Subianto di KTT APEC tahun ini memiliki arti strategis untuk menyuarakan gagasan yang menempatkan nilai kemanusiaan sebagai inti dari transformasi digital dan pembangunan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
“Partisipasi Indonesia diharapkan memperkuat posisi kita di kawasan sekaligus menegaskan peran dalam membangun masa depan ekonomi Asia Pasifik yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” pungkas Abdul Kadir.