Jakarta: Trading futures memungkinkan kamu membuka posisi dengan nilai yang jauh lebih besar dengan menggunakan
leverage. Tapi, semakin tinggi
leverage yang digunakan, semakin penting juga untuk mengelola
margin dengan bijak agar posisi tetap bertahan dalam berbagai kondisi pasar. Di artikel ini, kita akan membahas
apa itu leverage, risiko yang perlu diperhatikan, dan strategi penggunaan leverage tinggi.
Apa Itu Leverage?
Leverage adalah fitur yang memungkinkan kamu membuka posisi lebih besar dari jumlah modal yang kamu punya. Misalnya, dengan
leverage 10x, kamu bisa membuka posisi senilai USDT 1.000 hanya dengan modal USDT 100.
Fitur ini memang bisa memperbesar potensi keuntungan, tapi juga memperbesar risiko risiko kerugian. Sedikit saja harga bergerak ke arah yang salah, posisi kamu bisa langsung ditutup (likuidasi) kalau
margin-nya tidak cukup.
Kalau kamu masih pemula dan ingin mencoba trading futures dengan leverage tinggi, tidak perlu khawatir. Artikel ini disusun untuk membantumu memahami dasar-dasarnya dengan lebih jelas agar kamu bisa mengambil langkah yang lebih bijak ke depannya.
Strategi Futures Trading dengan Leverage Tinggi
Saat melakukan trading di Pintu Futures, kamu bisa mengatur leverage-mu di antar 1-25x. Artinya, kamu bisa membuka posisi hingga 25 kali lebih besar dari margin yang tersedia. Menggunakan
leverage tinggi memang memungkinkan trader membuka posisi jauh lebih besar dengan modal yang terbatas. Namun tanpa strategi yang tepat, penggunaan
leverage bisa berujung pada kerugian besar. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu kamu mengelola
leverage tinggi dengan lebih bertanggung jawab:
1. Tentukan Margin dengan Tepat
Hindari menggunakan terlalu banyak
margin dalam satu posisi. Misalnya, pertimbangkan untuk mengalokasikan maksimal 5-10% dari total modal sebagai
initial margin untuk setiap posisi guna mengelola eksposur dengan lebih efektif. Sisanya, dapat dijadikan
margin untuk menahan kerugian jika terjadi kesalahan analisis.
Jika mengacu pada contoh kasus di atas, dengan hanya menggunakan
initial margin dengan total sebesar USDT 50 dari
account balance sebesar USDT 500, maka kamu tidak menggunakan seluruh saldo di akun.
Sebagai perbandingan, jika kamu menggunakan
leverage penuh 25x, akunmu hanya sanggup menahan kerugian sebesar 3% dari nilai portofolio sebelum akhirnya dilikuidasi. Jadi, dengan menyesuaikan jumlah modal yang digunakan dan ukuran posisi, kamu sebenarnya sedang mengelola
leverage secara efektif dan sekaligus mengurangi risiko likuidasi.
Banyak pemula belum memahami dengan benar cara menghitung margin ketika menggunakan
leverage tinggi. Akibatnya, posisi yang dibuka terlalu besar dibandingkan kapasitas modal, padahal
margin yang tersedia untuk menahan pergerakan harga sangat terbatas. Salah perhitungan
margin ini membuat posisi rentan terlikuidasi karena tidak ada cukup “bantalan” untuk menanggung fluktuasi pasar.
2. Selalu Gunakan Take-Profit dan Stop-Loss
Dalam trading futures dengan
leverage tinggi,
take-profit dan
stop-loss adalah langkah yang tidak boleh diabaikan.
Stop-loss bantu batasi kerugian secara otomatis, sementara
take-profit mengunci keuntungan sesuai target. Kebiasaan ini mendukung disiplin dan menjaga strategi trading kamu tetap berjalan sesuai rencana, tanpa terganggu oleh emosi sesaat.
Selain itu, kamu juga bisa menghitung
take-profit dan
stop-loss berdasarkan rasio
risk-to-reward. Rasio ini berguna untuk memastikan potensi keuntungan sepadan dengan kerugian yang mungkin terjadi. Misalnya, dengan rasio 1:3, artinya setiap potensi kerugian USDT 100 harus diimbangi target keuntungan minimal USDT 300.
Selain itu, gunakan
limit order saat mengeksekusi
take-profit maupun
stop-loss, terutama di pasar yang sangat volatil. Penggunaan
limit order dapat membantu mengurangi dampak pergerakan harga terhadap eksekusi order, yang sering terjadi saat harga bergerak cepat.
3. Kelola Emosi dan Hindari Overtrading
Trading dengan
leverage tinggi membuat nilai saldo berubah sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit. Kondisi ini sering memicu tekanan emosional, mulai dari rasa takut kehilangan hingga keinginan berlebihan untuk meraih keuntungan besar. Tidak jarang, trader justru membuka posisi berulang kali tanpa pertimbangan matang, hanya karena ingin menutupi kerugian sebelumnya atau mengejar keuntungan secara impulsif.
Kebiasaan ini dikenal sebagai
overtrading dan risikonya sangat besar karena bisa menguras modal dalam waktu singkat. Untuk menghindarinya, tetap berpegang pada rencana trading yang sudah dibuat, batasi jumlah posisi yang dibuka, dan berikan jeda agar pikiran tetap jernih sebelum memutuskan
entry berikutnya.
4. Pilih Aset dengan Pertimbangan yang Tepat
Tidak semua aset kripto cocok untuk trading leverage tinggi. Jika kamu masih pemula, sebaiknya pilih aset dengan ukuran kapitalisasi pasar tinggi, misalnya seperti BTC, ETH, atau SOL. Aset berkapitalisasi besar umumnya memiliki pergerakan harga yang lebih stabil, sehingga risiko likuidasi lebih mudah dikendalikan.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan momentum pasar dengan memperhatikan
funding rate.
Funding rate yang besar, misalnya berkisar di 0,5% hingga 2%, bisa menjadi petunjuk bahwa sentimen aset sedang kuat ke satu arah. Ketika
funding rate bernilai negatif, artinya mayoritas trader membuka posisi short, sehingga trader yang memilih posisi long akan mendapatkan pembayaran
funding. Singkatnya: