Rektor UIII Profesor Jamhari Makruf. Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 12 November 2025 19:29
Depok: Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) menegaskan perannya sebagai jembatan antara diplomasi dan akademisi global melalui penyelenggaraan Kongres Indonesianis Sedunia ke-7 di kampusnya, Depok, Rabu, 12 November 2025. Forum ini mengusung tema “Reviving Bandung Spirit: Boosting South-South Cooperation Toward a More Prosperous and Stable World Order”.
Dalam sambutan pembuka, Rektor UIII Profesor Jamhari Makruf mengatakan bahwa kongres ini mencerminkan mandat intelektual sekaligus diplomatik kampus yang baru berdiri pada 2021 itu.
“Kongres ini memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi objek studi, tetapi juga suara aktif dalam membentuk wacana global,” ujar Jamhari.
Menurutnya, penyelenggaraan kongres kali ini bertepatan dengan peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung, momen historis yang melahirkan semangat solidaritas negara-negara berkembang atau Bandung Spirit.
“Setelah 70 tahun, kita perlu merefleksikan apa yang telah dicapai dengan semangat Bandung, dan bagaimana menjadikannya relevan di tengah tantangan global yang kini berbeda dari tahun 1955,” tutur Jamhari.
Jamhari menekankan bahwa Bandung Spirit semakin relevan di tengah kondisi dunia yang kian tidak menentu akibat perang dagang dan ketegangan geopolitik. Ia menyebut nilai-nilai moral yang diwariskan dari Bandung dapat membantu dunia menghadapi persoalan masa kini.
“Semangat Bandung menawarkan prinsip moral yang dapat membantu dunia menghadapi tantangan masa kini yang dipicu oleh perang dagang dan ketidakpastian global,” kata Jamhari.
Sebagai tuan rumah, UIII menegaskan perannya sebagai kampus yang membawa misi soft diplomacy Indonesia. Kampus ini, lanjut Jamhari, tidak hanya fokus pada keunggulan akademik, tetapi juga pada diplomasi budaya dan nilai Islam yang moderat.
“Universitas Islam Internasional Indonesia didirikan sebagai kampus diplomasi, bukan hanya untuk dikenal karena standar akademiknya, tetapi juga untuk memperkenalkan Islam yang ramah dan moderat kepada dunia,” ujar Jamhari.
Kongres ini digelar bersama Kementerian Luar Negeri RI menghadirkan akademisi, diplomat, dan peneliti dari berbagai negara. Hasil diskusi dan makalah peserta akan disusun menjadi buku ilmiah internasional di bawah koordinasi Dr. Ann Suryana.
“Saya senang melihat keberagaman peserta dan peneliti dari berbagai belahan dunia. Ini menunjukkan bahwa semangat Bandung masih hidup melalui kerja sama intelektual lintas negara,” pungkas Jamhari.