Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: KCNA
Muhammad Reyhansyah • 19 August 2025 10:38
Pyongyang: Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un pada Selasa, 19 Agustus 2025 menyerukan "perluasan cepat" kemampuan nuklir negaranya. Ia menuding latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan yang sedang berlangsung dapat memicu pecahnya perang.
“Penguatan aliansi militer AS-ROK (Korea Selatan) dan unjuk kekuatan adalah bukti paling nyata dari niat mereka menyalakan perang,” ujar Kim Jong-Un melalui kantor berita resmi KCNA dan dikutip Channel News Asia, Selasa, 19 Agustus 2025.
Menurut Kim, situasi saat ini menuntut “perubahan radikal dan cepat dalam teori serta praktik militer yang ada, serta percepatan nuklirisasi.” Pernyataan itu disampaikan saat ia meninjau kapal perusak angkatan laut Choe Hyon pada Senin, di mana ia menerima laporan tentang sistem persenjataan kapal tersebut.
Kim mengaku puas dengan kemajuan rencana untuk menjadikan angkatan laut Korea Utara berteknologi tinggi sekaligus bersenjata nuklir, dengan target evaluasi pada Oktober mendatang.
Sementara itu, pada Senin, Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan militer tahunan Ulchi Freedom Shield yang berlangsung selama sebelas hari. Latihan tersebut mencakup berbagai skenario ancaman, termasuk uji tembak langsung skala besar. Militer AS menegaskan kegiatan ini bersifat “defensif.”
Di sisi lain, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung berjanji pada Jumat lalu untuk “menghormati” sistem politik Korea Utara dan membangun “kepercayaan militer.” Janji itu muncul sehari setelah Pyongyang menyatakan tidak berminat memperbaiki hubungan dengan Seoul.
Lee, yang terpilih pada Juni lalu, berkomitmen mendorong dialog tanpa prasyarat dengan Korea Utara, berbeda dengan pendekatan keras pendahulunya.
Namun, Kim Yo-Jong, adik Kim Jong-Un menegaskan bahwa negaranya “tidak memiliki kehendak” untuk meningkatkan hubungan dengan Selatan, sekaligus membantah laporan bahwa Pyongyang telah mencabut pengeras suara propaganda di perbatasan.