4 Wilayah di Luwu Utara Terdampak Banjir dan Longsor

Banjir di Luwu Utara.

4 Wilayah di Luwu Utara Terdampak Banjir dan Longsor

Media Indonesia • 8 June 2025 10:05

Luwu Utara: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara melaporkan kembali terjadi bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah, pada Sabtu, 7 Juni 2025, sekitar pukul 19.30 Wita. Banjir terjadi di Desa Baloli dan Desa Radda, Kecamatan Baebunta, sementara tanah longsor melanda Dusun Lena, Desa Pararra, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

"Penyebab utama dari bencana ini adalah tingginya curah hujan yang berlangsung cukup lama sejak sore hingga malam hari, dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 1 - 1,5 meter," sebut Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo, Minggu, 8 Juni 2025.

Dampak bencana Di Desa Baloli, sebanyak 20 unit rumah, fasilitas umum, dan jalan sepanjang 100 meter terendam. Selain itu, 1 unit masjid dan 20 hektare kebun kelapa sawit juga terendam banjir. 

Kemudian, di Desa Radda, 5 unit rumah mengalami dampak serupa. Sementara itu, di Dusun Lena, tanah longsor mengakibatkan jalan poros Pararra - Rongkong sepanjang 50 meter tertimbun material longsor, serta 2 unit rumah, yaitu rumah milik Zainuddin dan Sirman, tertimbun.

BPBD Kabupaten Luwu Utara telah melaksanakan asesmen di lokasi kejadian bersama aparat desa setempat. Masyarakat juga bergotong royong membersihkan jalan yang tertimbun longsor agar dapat dilalui minimal kendaraan roda dua. 

"Saat ini, kondisi banjir di Desa Baloli dan Desa Radda sudah mulai surut, meski masih afa genangan, dan jalan poros yang tertimbun material longsor di Dusun Lena sudah dapat dilalui kendaraan roda dua," ungkap Amson.

BPBD Kabupaten Luwu Utara mengajukan permohonan bantuan alat berat untuk wilayah yang terdampak longsor untuk mempercepat proses pemulihan. Amson menambahkan, Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah di Sulsel yang memang rawan banjir dan longsor. 

"Apalagi Luwu Utara itu daerah 3 dimensi, ada pegunungan, aliran sungai terbanyak dan daratan rendah yang semua berpotensi bencana, sehingga memang butuh perhatian," tambah Amson.

Sebelumnya, pada Juli 2020, di Luwu Utara terjadi banjir bandang terbesar. Peristiwa itu menjadi bencana banjir terparah di wilayah tersebut dalam 30 tahun terakhir. Saat itu, sekitar 38 orang meninggal dunia, 10 orang hilang, dan 106 orang luka-luka. Termasuk 10 rumah dilaporkan hanyut dan 213 rumah mengalami kerusakan. (MI/Lina Herlina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)