WHO: Asal Usul COVID-19 Masih Misteri, Minim Bukti dari Wuhan

Kantor WHO di Jenewa. Foto: Xinhua

WHO: Asal Usul COVID-19 Masih Misteri, Minim Bukti dari Wuhan

Fajar Nugraha • 1 July 2025 10:52

Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum dapat memastikan asal mula virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19. Pernyataan ini tertuang dalam laporan setebal 78 halaman yang dirilis pekan lalu, di tengah sorotan atas kurangnya kerja sama dari pihak otoritas Tiongkok selama proses investigasi.

Laporan terbaru tersebut merupakan hasil kerja Panel Penasihat Ilmiah WHO untuk Asal Patogen Baru (SAGO), yang dibentuk pada November 2021. Panel beranggotakan 27 pakar internasional, namun tiga di antaranya dari Tiongkok, Rusia, dan Kamboja tidak mencantumkan nama mereka sebagai penulis laporan.

Teori asal COVID-19 masih spekulatif

Panel menyebutkan bahwa hingga kini tidak ada cukup data untuk menentukan dengan pasti kapan, di mana, dan bagaimana SARS-CoV-2 pertama kali menginfeksi manusia. Terdapat empat teori utama mengenai asal-usul virus ini: penularan alami dari hewan liar, kebocoran laboratorium secara tidak sengaja, penularan lewat rantai dingin melalui produk pasar hewan, dan rekayasa laboratorium yang diikuti insiden kebocoran.

Namun, WHO menyebut bahwa data penting, terutama dari laboratorium di Wuhan belum pernah diberikan oleh pemerintah Tiongkok, meski telah diminta berulang kali.

“Tanpa akses terhadap catatan eksperimen, kondisi biosafety, dan informasi aktivitas penelitian terkait coronavirus di Wuhan, kami tidak dapat menilai apakah infeksi pertama berasal dari laboratorium atau bukan,” demikian bunyi laporan tersebut, seperti dilansir dari Washington Times, Selasa, 1 Juli 2025.


Minim akses data dari Tiongkok

WHO menyayangkan sikap Tiongkok yang tidak memberikan akses terhadap data mentah, termasuk rekam medis staf laboratorium, catatan keselamatan, serta hasil penelitian terkait coronavirus, khususnya di Institut Virologi Wuhan (WIV) dan Pusat Pengendalian Penyakit Menular di Wuhan.

Laporan juga menyoroti bahwa meski teori penularan dari hewan tetap menjadi kemungkinan paling besar, bukti yang mendukung dugaan tersebut—seperti data dari pasar hewan di Wuhan juga tidak tersedia secara lengkap.

WHO menggarisbawahi bahwa upaya pencarian asal usul COVID-19 bukan semata persoalan ilmiah, tetapi merupakan “kewajiban moral dan etis” untuk mencegah pandemi di masa depan.

Dugaan kebocoran laboratorium masih terbuka

Meski laporan menyatakan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan manipulasi virus secara sengaja, WHO menyatakan teori kebocoran dari laboratorium belum bisa disingkirkan sepenuhnya.

“Hipotesis ini tidak bisa dibuktikan maupun disangkal hingga informasi tambahan disampaikan oleh pihak berwenang,” kata panel SAGO.

Pemerintah Tiongkok sebelumnya menolak klaim tersebut dan justru menyebut AS sebagai pihak yang mungkin menyebarkan virus, tuduhan yang telah dibantah keras oleh pemerintah Washington.

Laporan juga mencatat bahwa sejumlah badan intelijen utama AS, termasuk CIA dan Departemen Energi, kini menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah kemungkinan paling kuat, menggantikan teori sebelumnya yang menyebut penularan dari hewan.

Laporan Kementerian Luar Negeri AS yang dirilis awal 2021 juga mengungkap adanya kerja sama antara militer Tiongkok dengan laboratorium di Wuhan, termasuk riset virus berisiko tinggi dan eksperimen pada hewan yang bersifat rahasia sejak 2017.

Disebutkan pula bahwa beberapa peneliti WIV dilaporkan jatuh sakit dengan gejala mirip COVID-19 sebelum kasus pertama diumumkan secara resmi pada akhir 2019 yang menimbulkan keraguan terhadap klaim otoritas Tiongkok bahwa tidak ada infeksi internal di laboratorium.

Laporan WHO menyimpulkan bahwa hingga data dan informasi lebih lengkap diberikan, terutama oleh Tiongkok asal mula pandemi COVID-19 tidak dapat ditentukan secara pasti.

Panel menekankan pentingnya akses penuh dan transparansi untuk menghindari krisis serupa di masa mendatang, seraya menyerukan komitmen global untuk mencegah pandemi di masa depan.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)