Taman Pocong, sebuah area dengan sentuhan horor yang justru populer di kalangan pemburu konten visual.
Ahmad Rofahan • 19 October 2025 17:17
Cirebon: Talaga Langit hadir sebagai surga tersembunyi di balik citra Cirebon sebagai kota wisata religi dan sejarah. Destinasi yang terletak di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu ini menawarkan suasana tenang kawasan perbukitan dengan panorama alam yang memesona.
Dari ketinggian, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan langsung Setu Patok. Danau ini berfungsi sebagai penampung air untuk mengairi ribuan hektare sawah di wilayah Cirebon. Keunikan pemandangan danau ini semakin lengkap dengan adanya sebuah bukit di tengahnya. Keberadaan bukit kecil itu menambah daya tarik visual lanskap yang disuguhkan.
Talaga Langit juga menawarkan pemandangan Gunung Ciremai yang tampak sempurna. Gunung tertinggi di Jawa Barat ini menjadi latar belakang yang sangat fotogenik untuk diabadikan. Kombinasi pesona alam itu membuat tempat ini pantas dijuluki "beranda langit Cirebon". Julukan tersebut melekat karena pengunjung seolah bisa menyentuh langit dari lokasi ini.
Destinasi ini juga menjadi pilihan tepat untuk wisata keluarga. Pengelola mengutamakan kenyamanan dan keamanan bagi semua pengunjung, terutama anak-anak. “Kami ingin semua pengunjung, terutama anak-anak, merasa aman dan nyaman di sini,” ujar Jenal Abidin, Manajer Talaga Langit, Minggu, 19 Oktober 2025.
Dengan tiket masuk Rp15 ribu pada hari biasa dan Rp20 ribu di akhir pekan, pengunjung dapat menikmati beragam fasilitas. Fasilitas tersebut mencakup kolam renang bertingkat, taman bunga warna-warni, serta berbagai spot swafoto dengan latar alam terbuka. Setiap akhir pekan, suasana lokasi ini riuh oleh tawa anak-anak yang bermain air. Sementara itu, orang tua dapat bersantai menikmati pemandangan alam sekitar.
Namun, daya tarik Talaga Langit tidak hanya terletak pada keindahan alamnya. Pengembangannya juga diarahkan menjadi ruang edukasi budaya dengan sentuhan unik. Di tangan pemiliknya, Ujang Busthomi atau yang akrab disapa Ustaz Ujang, destinasi ini menghadirkan wahana bertema mistis. Konsep tersebut dikemas secara artistik dan aman untuk dinikmati semua kalangan.
Salah satu wahana andalannya adalah Kampung Dukun. Zona ini berfungsi sebagai wisata edukatif yang mengenalkan praktik pengobatan tradisional Jawa kepada pengunjung. Terdapat juga Taman Pocong, sebuah area dengan sentuhan horor yang justru populer di kalangan pemburu konten visual. Wahana ini kerap menjadi latar foto yang menarik dan berbeda.
Yang tak kalah menarik adalah kehadiran Museum Santet. Tempat ini memamerkan koleksi benda-benda serta kisah terkait ilmu hitam dari sudut pandang budaya, bukan untuk mengglorifikasi. Goa Adipati Browes mengajak pengunjung menelusuri kisah tokoh mistik lokal melalui lorong bernarasi. Pencahayaan dramatis dalam goa turut memperkuat pengalaman imersif bagi pengunjung.
“Semua elemen mistis di sini kami bungkus secara edukatif. Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mengenalkan kebudayaan dan mitos yang hidup di tengah masyarakat kita,” kata Ujang.
Saat matahari mulai terbenam, Talaga Langit berubah menjadi lanskap senja yang menakjubkan. Langit berwarna jingga keemasan, kolam air yang berkilau, dan aktivitas pengunjung berpadu menjadi panorama yang sulit dilupakan.
“Setiap libur tiba, mayoritas pengunjung datang bersama anak-anak mereka. Hal ini membuktikan Talaga Langit benar-benar nyaman dan aman untuk wisata keluarga,” tambah Ujang.
Kini, Talaga Langit tidak sekadar menjadi tempat berlibur biasa. Destinasi ini telah menjelma menjadi ruang di mana alam, budaya, dan hiburan berpadu dalam satu kesatuan pengalaman yang utuh. Keberadaannya membuktikan Cirebon tidak hanya kaya akan sejarah dan religi. Kota ini juga menyimpan potensi wisata alam yang menawan dan sarat dengan cerita budaya.
“Harapan kami, Talaga Langit bisa menjadi kebanggaan masyarakat Cirebon. Kami akan terus berinovasi agar setiap pengunjung merasa nyaman dan selalu ingin kembali,” pungkas Ujang.