Ilustrasi. FOTO: AP
Angga Bratadharma • 5 September 2023 10:42
Berlin: Direktur Jenderal World Trade Organization Ngozi Okonjo-Iweala dengan tajam mengkritik pemerintah negara-negara Barat. Kritikan itu terlontar karena mereka menganut kebijakan proteksionisme dan beralih ke sistem perdagangan global berbasis kekuatan.
"Langkah-langkah proteksionisme unilateral yang dilakukan beberapa negara maju baru-baru ini, ditambah dengan sikap diam yang lebih umum terhadap sistem perdagangan multilateral dan WTO, dipandang sinis dan munafik oleh negara-negara berkembang," kata Okonjo-Iweala, dikutip dari The Business Times, Selasa, 5 September 2023.
"Negara-negara berkembang merasa negara-negara kaya yang mendapat manfaat besar dari sistem perdagangan multilateral untuk mengembangkan perekonomian mereka kini tidak lagi ingin bersaing secara adil dan lebih memilih untuk beralih ke sistem berbasis kekuatan, dibandingkan dengan sistem berbasis aturan," kata Okonjo-Iweala.
Meski dia tidak menyebut negara mana pun, Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden dan Donald Trump telah menyerukan lebih banyak produksi dalam negeri di industri-industri utama dan fokus yang lebih besar pada keamanan ekonomi –setelah lebih dari seperempat abad kebijakan Amerika mendorong globalisasi.
Mendorong negara Barat mengalihkan fasilitas produksi
Okonjo-Iweala, yang merupakan warga negara ganda Amerika dan Nigeria, mendorong negara-negara Barat untuk mengalihkan fasilitas produksi ke negara-negara dari wilayah selatan sebagai cara untuk membangun ketahanan dalam rantai pasokan global setelah tiga tahun mengalami gangguan bersejarah.
"Respons yang tepat adalah melakukan dekonsentrasi, diversifikasi, dan memperdalam perdagangan global dengan membawa lebih banyak negara dan komunitas dari kelompok pinggiran ke kelompok arus utama," ujar dia.
"Memperluas jaringan produksi dan perdagangan global ke Afrika, Amerika Latin, dan Asia akan membuat negara-negara tersebut lebih tahan terhadap guncangan lokal dan lebih inklusif dalam hal sosio-ekonomi," kata Okonjo-Iweala.