Rakyat Menjerit Harga Beras Naik, Begini Kata Analis Kebijakan Pangan

Analis Kebijakan Pangan sekaligus Ketua Industri Beras Rakyat Syaiful Bahari. Foto: Screenshot Metro TV

Rakyat Menjerit Harga Beras Naik, Begini Kata Analis Kebijakan Pangan

Medcom • 13 September 2023 21:54

Jakarta: Analis Kebijakan Pangan sekaligus Ketua Industri Beras Rakyat Syaiful Bahari mengungkap masalah kenaikan beras yang saat ini dialami rakyat Indonesia dikarenakan suplai beras yang kurang. Meski ada solusi impor dari pemerintah, hal tersebut tidak dapat membantu.

“Karena kalau kita bicara soal permintaan dan penawaran, suplai beras kurang,” kata Syaiful dalam tayangan Suara Reboan, Metro TV, Rabu, 13 September 2023.

Syaiful menerangkan, kenaikan beras saat ini merupakan tertinggi selama 10 tahun terakhir. Kenaikan yang biasanya hanya 50-200 perak, kini bisa mencapai Rp1.000-Rp5.000.

“Kita kan sekarang jumlah kebutuhan konsumsi 30 juta ton per tahun, kalau per bulan rata-rata 2,5 ton,” ucap Syaiful.

Dibanding dengan produksi, menurut hitungan Syaiful hanya 24 juta ton. Sehingga masih kurang sekitar 6 ton untuk memenuhi kebutuhan beras Indonesia secara nasional.

“Yang kita kaget lagi di akhir 2022 Bulog menyatakan cadangan beras pemerintah tinggal 250 ribu ton, itu tidak cukup dua hari,” ungkap Syaiful.

Syaiful bercerita awal tahun 2023 persediaan beras mulai merangkak naik dan pemerintah berusaha impor 500.000 ton di akhir tahun 2022 kemudian ditambah 2 juta ton.

“Personalnya sekarang semua negara produsen beras menutup diri, India, Vietnam, Thailand, kenapa? karena mereka juga tidak mau negaranya kritis pangan, kalaupun ada dikeluarkan sedikit-sedikit,” tutur Syaiful.

Jeritan Rakyat Beras Naik

Kenaikan beras ini berdampak kepada masyarakat, baik itu sebagai kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan dagang. Pedagang nasi uduk, Yana berharap pemerintah dapat melihat masalah ini dengan serius.

“Harapannya harga beras jangan terlalu naiklah, seperti semula lagi biar para pedagang juga jualannya tidak terlalu tinggi,” ucap Yana, dalam tayangan Reboan, Metro TV.

Pedagang nasi uduk yang telah berjualan sejak 2001 ini harus memutar otak agar jualannya tetap laku dengan cara mengurangi porsi nasi yang dijualnya.

Hal yang sama juga dirasakan ibu rumah tangga, Murni. Dia berharap harga beras dapat diturunkan, apalagi kondisi ekonomi masyarakat saat ini yang sedang susah.

“Rakyat sekarang kan lagi pada susah, mestinya dia menanggapi kenaikan beras, harus turunkan harga berasnya,” ungkap Murni.

Seperti diketahui, harga beras kini sedang mengalami kenaikan, yang awalnya berkisar Rp 8.000-Rp 10.000 kini mencapai Rp 12.000 per kilogram bahkan bisa lebih berdasarkan kualitas beras. (Medcom/Imanuel RymaldI Matatula)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Misbahol Munir)