Tiongkok Minta Filipina 'Tidak Cari Masalah' di Laut China Selatan

Beijing: Pemerintah Tiongkok memperingatkan Filipina untuk tidak "menimbulkan masalah" Setelah penjaga pantai Filipina mengatakan pihaknya telah menyingkirkan penghalang terapung di Laut China Selatan. Tiongkok diduga memasang penghalang itu untuk menghentikan warga Filipina dalam mengakses wilayah penangkapan ikan tradisional mereka.

Scarborough Shoal di Laut China Selatan sudah lama menjadi biang ketegangan antar Tiongkok dan Filipina.

Tiongkok merebut kawasan terumbu karang tersebut dari Filipina pada 2012, dan sejak itu Beijing kerap mengerahkan kapal penjaga pantai untuk mencegah masuknya nelayan Filipina.

Pertengkaran baru-baru ini dipicu penghalang terapung sepanjang 300 meter yang ditemukan di seberang pintu masuk Scarborough Shoal pekan lalu.

Filipina mengutuk pemasangan penghalang tersebut, dan pada Senin kemarin telah disingkirkan oleh petugas penjaga pantai. Operasi penyingkiran itu diperintahkan oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, mengatakan bahwa Beijing "dengan tegas menjunjung tinggi kedaulatan dan hak maritim serta kepentingan pulau Huangyan," mengacu pada Scarborough Shoal yang disebut Filipina sebagai Bajo de Masinloc.

"Kami menyarankan Filipina untuk tidak memprovokasi atau mencari masalah baru," tambah Wang, mengutip dari laman Channel News Asia, Selasa, 26 September 2023.

Scarborough Shoal

Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Eduardo Ano, menanggapi peringatan Tiongkok dengan mengatakan bahwa negaranya "berhak" menghilangkan segala penghalang di Scarborough Shoal.

Tiongkok mengeklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, meski pengadilan internasional pada 2016 memutuskan bahwa klaimnya itu tidak memiliki dasar hukum.

Scarborough Shoal terletak 240 km dari sebelah barat pulau utama Luzon di Filipina, dan hampir 900 km dari daratan utama Tiongkok yang terdekat, Hainan. Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982, yang dinegosiasikan oleh Tiongkok, negara-negara mempunyai yurisdiksi atas sumber daya alam dalam wilayah sekitar 200 mil laut (370 km) dari pantai mereka.

Senin kemarin, penjaga Pantai Filipina merilis sebuah video yang menunjukkan seorang pria mengenakan peralatan snorkeling dan pisau, memutus tali penghalang terapung Tiongkok. Sementara video lain menunjukkan sebuah jangkar yang sedang ditarik dari air ke dalam perahu cadik kayu.

"Setelah melakukan pemeriksaan dengan agen intelijen kami di Bajo de Masinloc, pemerintah Tiongkok telah menghilangkan penghalang tersebut," kata Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina untuk Laut Filipina Barat kepada media lokal.

Penghalang terapung tersebut telah menghalangi perahu nelayan Filipina dalam memasuki perairan dangkal di Laut China Selatan yang mengandung banyak ikan di bawahnya. (Hillary Sitohang)