Ilustrasi. FOTO: AFP
Angga Bratadharma • 2 August 2023 08:30
Beijing: Manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi pada Juli, beriak melalui pabrik-pabrik di seluruh Asia dan menandakan setiap perubahan haluan di kawasan ini masih jauh. Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Caixin turun ke level terendah enam bulan di 49,2 pada Juli dari 50,5 pada Juni.
"Di bawah level kunci 50 yang menandai kontraksi," ungkap sebuah survei swasta, dikutip dari The Business Times, Rabu, 2 Agustus 2023.
PMI manufaktur resmi yang dirilis juga menunjukkan penurunan aktivitas pabrik Tiongkok di bulan lalu. Pemulihan Tiongkok yang goyah membebani kekuatan manufaktur Asia, terutama di Asia Utara. PMI Taiwan meluncur ke level terendah delapan bulan di 44,1, sementara Jepang turun sedikit ke 49,6, menurut S&P Global dan au Jibun Bank.
Pembacaan PMI mengaburkan prospek Asia, yang mengandalkan kebangkitan manufaktur untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi setelah pelonggaran pembatasan pandemi dan kemacetan rantai pasokan. Rebound yang mengecewakan di Tiongkok, dikombinasikan dengan inflasi yang ketat di AS dan Eropa, melemahkan permintaan barang-barang kawasan ini.
Survei Caixin terutama mencakup bisnis yang lebih kecil dan berorientasi ekspor dibandingkan dengan PMI resmi. Manufaktur melaporkan permintaan asing yang tidak terdengar sebagai faktor utama yang membebani total penjualan, dengan pesanan ekspor baru turun secara nyata di Juli.
Data tersebut menawarkan bukti baru momentum ekonomi Tiongkok semakin melemah di Juli. Belanja konsumen tetap tenang, sementara pasar properti tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan haluan.
Namun, investor telah berubah optimistis dalam beberapa hari terakhir atas potensi stimulus kebijakan setelah para pemimpin tertinggi Tiongkok berjanji meningkatkan pasar modal dan mengisyaratkan lebih banyak dukungan untuk sektor perumahan.
Namun, Beijing telah berhenti memberikan dukungan tunai langsung kepada konsumen dan memberikan stimulus fiskal atau moneter yang besar. Di Taiwan, penurunan output, pesanan baru, dan penjualan ekspor semuanya meningkat, dengan perusahaan menyalahkan kondisi ekonomi global yang lebih lemah dan tingkat persediaan yang tinggi pada klien.