CIFP 2025, saatnya Evaluasi Setahun Diplomasi Indonesia di Era Prabowo

Chairman FPCI Dr. Dino Patti Djalal dalam briefing pada 25 November 2025. Foto: Metrotvnews.com

CIFP 2025, saatnya Evaluasi Setahun Diplomasi Indonesia di Era Prabowo

Muhammad Reyhansyah • 25 November 2025 15:17

Jakarta: Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersiap menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2025 pada Sabtu, 29 November 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta. Acara tahunan berskala besar ini kembali hadir sebagai forum strategis bagi publik untuk menelaah arah baru diplomasi Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Chairman FPCI Dr. Dino Patti Djalal, menegaskan bahwa tema tahun ini—“Preparing for the Next World Order: Indonesia, the Global South, and the West” diangkat untuk menjawab perubahan besar dalam tatanan global. 

“Dunia sedang memasuki fase metamorfosis. Kita tidak tahu bentuknya seperti apa, tetapi Indonesia punya modal politik dan diplomatik untuk ikut membentuknya,” ujar Dino dalam jumpa media di Jakarta, Selasa, 25 November 2025.

Ia menekankan bahwa konferensi tahun ini menjadi momen penting karena setahun pemerintahan berjalan belum ada penjelasan menyeluruh tentang arah kebijakan luar negeri. “Kami ingin mendengar langsung dari Menlu Sugiono tentang ambisi, prioritas, dan koalisi apa yang ingin dibangun Indonesia,” kata Dino.

Dino juga menyebut Presiden Prabowo sebagai figur yang “hiperaktif” dalam diplomasi, dengan 25 kunjungan luar negeri dalam satu tahun—angka yang menurutnya “sangat tidak biasa” dibanding presiden-presiden sebelumnya.

Dino mengatakan konferensi tahun ini akan mengevaluasi hampir seluruh aspek kebijakan luar negeri Indonesia, mulai dari posisi Indonesia dalam rivalitas kekuatan besar, dinamika BRICS dan OECD, konflik Gaza, hingga masa depan ASEAN. 

“Pertanyaannya bukan hanya apa yang terjadi di dunia, tapi bagaimana Indonesia memposisikan diri dan koalisi apa yang ingin kita bangun ke depan,” ujar Dino.

Dino juga menekankan bahwa CIFP 2025 akan menjadi ruang bagi publik mulai dari diplomat, akademisi, jurnalis, aktivis, pengusaha, hingga mahasiswa untuk menilai dan menguji kinerja diplomasi Indonesia selama satu tahun terakhir.

CIFP juga tercatat oleh Museum Rekor Indonesia sebagai konferensi hubungan internasional terbesar di dunia, dihadiri lebih dari 10.000 peserta setiap tahun. Sejak 2015, forum ini menjadi barometer wacana publik terkait isu global yang mempengaruhi kepentingan Indonesia dan ruang untuk menguji gagasan baru dalam kebijakan luar negeri.

Daftar tokoh yang akan hadir tahun ini juga mencerminkan bobot strategis konferensi. Selain Presiden RI Prabowo Subianto, turut dijadwalkan hadir Menlu Sugiono, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, serta para pejabat tinggi lain dari berbagai sektor. 

Tokoh internasional seperti Prof. Amitav Acharya dan mantan pejabat ASEAN Robert Matheus Michael Tene juga dipastikan mengisi sesi diskusi. Secara keseluruhan, CIFP 2025 menghadirkan lebih dari 100 panelis dalam 20 sesi tematik.

Dengan momentum politik dan geopolitik yang terus bergerak, FPCI berharap CIFP 2025 menjadi forum yang tidak hanya membedah situasi global, tetapi juga menetapkan fondasi bagi peran Indonesia di tatanan dunia berikutnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)