Chief Economist Permata Bank Josua Pardede. Foto: Metro TV/Ardhan
Jakarta: Chief Economist Permata Bank Josua Pardede memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2026. Josua melihat pertumbuhan masih terhambat laju konsumsi rumah tangga.
Dalam rilis Permata Institute for Economic Research 2026 Economic Outlook, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga tahun ini berada di angka 4,89 persen secara tahunan. Dimana pada kuartal ketiga tahun lalu, konsumsi rumah tangga tercatat 4,91 persen. Josua menyebut hambatan ini merupakan tantangan pemerintah dalam 20 tahun terakhir.
"Konsumsinya mengalami kelemahan dan ini tentunya bukan masalah 1-2 tahun saja tapi ini masalah 20 tahun terakhir ini yang mungkin harus dijawab dengan bagaimana reformasi struktural dan juga bagaimana penciptaan lapangan pekerjaan." ungkap Chief Economist Permata Bank Josua Pardede pada agenda PIER Economic Outlook 2026 di Jakarta, Kamis 4 Desember 2025.
Josua menyebut konsumsi rumah tangga erat kaitannya juga dengan penciptaan lapangan kerja yang produktif dan dapat menjamin kesejahteraan pekerjanya. Meskipun angka pengangguran saat ini menurun, Ia menyebut dari postur pasar tenaga kerja masih didominasi pekerja di sektor informal. Dimana secara pendapatan pun tidak menunjukkan adanya peningkatan.
"Tenaga kerja kita yang mendominasinya adalah di sektor informal sehingga tentunya ini cukup memberatkan, kita melihat bagaimana pertumbuhan dari real income ataupun real wage-nya pun juga tidak meningkat." ungkap Josua.
Perekonomian Indonesia. Foto: Ilustrasi Istimewa
Konsumsi rumah tangga juga mengalami perlambatan akibat pergerseran fokus belanja pemerintah dari pembangunan infrastruktur di tahun 2024, kepada program-program sosial yang realisasinya belum merata di tahun ini. Dalam rilis PIER Economic Outlook 2026, data pertumbuhan sektor infrastuktur menunjukkan penurunan cukup signifikan untuk setiap kuartal di tahun ini dibanding di tahun 2024 lalu. Bahkan penurunannya sekitar 50 persen sekara kuartal.
Meski begitu, Josua menyebut pertumbuahn ekonomi Indonesia di tahun 2026 berada di angka 5,1 - 5,2 persen apabila pemerintah bisa benar-benar memaksimalkan delapan program prioritas agar bisa terserap dengan baik.