Trump Mengaku Ingin Gantikan Paus Fransiskus, Senator Graham Beri Dukungan

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Trump Mengaku Ingin Gantikan Paus Fransiskus, Senator Graham Beri Dukungan

Willy Haryono • 30 April 2025 15:03

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menciptakan kehebohan dengan menyatakan keinginannya untuk menjadi pemimpin Gereja Katolik, menggantikan Paus Fransiskus yang telah wafat. Pernyataan tersebut diungkapkan kepada wartawan pada Selasa, 29 April 2025.

Pernyataan tersebut disampaikan dengan nada bercanda, karena secara teknis hal tersebut mustahil mengingat status Trump sebagai presiden dan pria yang telah menikah tiga kali.

Saat diminta pendapatnya mengenai proses suksesi kepausan pascawafatnya Paus Fransiskus pada 21 April kemarin, Trump menyebut Kardinal Timothy Dolan dari New York sebagai sosok potensial.

“Kami memiliki seorang kardinal yang berasal dari New York yang sangat baik,” ujar Trump, dikutip dari Politico, Selasa, 29 April 2025. Namun beberapa orang berpendapat Kardinal Dolan tidak termasuk kandidat terkuat dalam konklaf mendatang.

Reaksi politik dan kemustahilan teknis

Candaan Trump tersebut justru mendapat sambutan dari lingkaran politik sekutunya. Senator Republik Lindsey Graham memberikan respons yang tampak serius melalui media sosial.

Ia menulis, “Ini benar-benar akan menjadi kandidat kuda hitam, tetapi saya akan meminta konklaf kepausan dan umat Katolik untuk tetap berpikiran terbuka!” Graham bahkan menyertakan tagar “Trump MMXXVIII,” merujuk pada kemungkinan simbolik Trump menjadi paus tahun 2028.

Namun dari sisi hukum kanonik, peluang Trump untuk menjadi paus secara faktual tidak memungkinkan. Pertama, paus harus menjalani hidup selibat, sementara Trump telah menikah tiga kali.

Kedua, posisinya sebagai presiden AS yang aktif secara langsung bertentangan dengan tradisi gerejawi. Ketiga, ia tidak memiliki latar belakang teologis yang relevan dengan jabatan tertinggi dalam Gereja Katolik.

Konteks suksesi kepausan

Pernyataan ini muncul di tengah transisi penting di Vatikan setelah wafatnya Paus Fransiskus. Dalam sejarah dua milenium Gereja Katolik, belum pernah ada paus yang berasal dari Amerika Serikat. Kardinal Dolan memang dikenal sebagai figur yang akrab dengan kalangan politik Republik di AS, namun peluangnya dalam konklaf sangat kecil dibandingkan kandidat dari kawasan Global South.

Ucapan Trump ini dinilai sebagian pihak sebagai bagian dari gaya komunikasinya yang kerap provokatif. Pernyataan tersebut merupakan upaya untuk mempertahankan perhatian publik dan media di tengah tantangan kebijakan domestik yang tengah dihadapi pemerintahannya.

Kritik pun bermunculan, menyebut pernyataan ini sebagai bentuk pengalihan isu dari agenda pemerintahan yang lebih substansial. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Baca juga:  Hadapi Gelombang Kritik, Trump Sebut 100 Hari Pertamanya ‘Menyenangkan’

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)