Pentagon Wajibkan Tes Kebohongan untuk Cegah Kebocoran Informasi

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth. Foto: Defense.gov

Pentagon Wajibkan Tes Kebohongan untuk Cegah Kebocoran Informasi

Fajar Nugraha • 3 October 2025 16:31

Washington: Pentagon berencana mewajibkan ribuan staf menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) dan menjalani tes kebohongan acak sebagai langkah baru mencegah kebocoran informasi. Kebijakan itu tercantum dalam draf memo Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Steve Feinberg yang diperoleh The Washington Post.

“Perlindungan informasi sensitif sangat penting bagi keamanan nasional, keselamatan prajurit, dan ruang pengambilan keputusan pimpinan,” tulis Feinberg, dikutip dari media Independent, Rabu, 1 Oktober 2025.

Kebijakan tersebut akan berlaku bagi sekitar 5.000 orang yang bekerja di Kantor Menteri Pertahanan dan Staf Gabungan, termasuk anggota militer, pegawai sipil, serta kontraktor. Namun, sejumlah mantan pejabat menilai langkah ini lebih bertujuan menakut-nakuti staf karena aturan terkait pembocoran informasi sebenarnya sudah ada.

Mark Zaid, pengacara yang kerap mewakili pegawai pemerintah dan pelapor pelanggaran, menilai kebijakan ini lebih untuk memastikan loyalitas kepada Departemen Pertahanan dan pemerintahan Trump ketimbang melawan spionase asing.

“Mengapa sekarang tes poligraf dan NDA berlebihan diberlakukan, selain untuk menakut-nakuti tenaga kerja dan memperketat kendali?” ujar Zaid.

Pentagon membantah laporan tersebut. “Laporan The Washington Post tidak benar dan merupakan sampah anonim yang tidak bertanggung jawab,” ucap juru bicara Pentagon Sean Parnell. Sementara itu, laporan lain menyebut Hegseth sudah mulai menggunakan tes kebohongan sejak awal tahun ini setelah skandal Signalgate, meski praktik itu sempat diminta dihentikan oleh Gedung Putih.

Selain itu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth baru-baru ini mengumpulkan ratusan jenderal dan laksamana di Quantico, Virginia. Dalam pertemuan itu, ia menyatakan akan mengembalikan standar fisik peran tempur ke “tingkat tertinggi pria saja”.

“Jika perempuan mampu mencapainya, bagus. Jika tidak, maka begitu adanya. Jika artinya tidak ada perempuan yang lolos untuk beberapa posisi tempur, biarlah,” tegas Hegseth.

(Keysa Qanita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)