Fakta-fakta Monolog Wapres Gibran

Wapres Gibran Rakabuming Raka. Dok. YouTube Gibran Rakabuming

Fakta-fakta Monolog Wapres Gibran

M Rodhi Aulia • 20 April 2025 12:12

Jakarta: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tampil dalam sebuah video monolog berdurasi 6 menit yang diunggah ke kanal YouTube miliknya, Sabtu, 19 April 2025. Monolog ini menjadi penampilan pertama Gibran secara publik yang diunggah di YouTube sejak ia resmi menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. 

Monolog ini juga menonjolkan gaya yang berbeda dari pidato-pidato resmi yang biasa disampaikan oleh pejabat negara. Gibran memilih untuk tampil langsung, mengenakan kemeja putih, dan berbicara kepada kamera, mirip dengan format yang biasa digunakan oleh para konten kreator atau YouTuber explainer. 

Konten monolog yang diunggah tersebut mencakup berbagai topik penting mulai dari tantangan global, seperti perang dagang, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI), hingga bagaimana generasi muda bisa memainkan peran besar dalam memanfaatkan bonus demografi. Gibran juga menyinggung prestasi dunia hiburan Indonesia, termasuk film Jumbo, yang telah meraih lebih dari 4 juta penonton.

Berikut adalah enam fakta menarik yang dapat ditemukan dalam monolog Gibran tersebut:

1. Monolog Pertama Sejak Jadi Wapres

Monolog ini adalah penampilan publik pertama Gibran sebagai Wakil Presiden yang diunggah di YouTube, dan tidak menggunakan format formal yang biasa terlihat dalam pidato politik. Dalam video tersebut, Gibran hanya duduk mengenakan kemeja putih dan berbicara langsung ke kamera.

Baca juga: Belum 24 Jam, Video ‘Giliran Kita’ Gibran Tembus 24 Ribu Penayangan

2. Bonus Demografi: Potensi Emas Indonesia

Salah satu tema utama yang dibahas Gibran dalam monolognya adalah bonus demografi Indonesia. Gibran menyatakan bahwa Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi antara tahun 2030 hingga 2045, di mana sekitar 208 juta penduduk Indonesia akan berada dalam usia produktif. Hal ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk tumbuh dan berkembang, jika dikelola dengan baik.

“Ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi, agar bukan menjadi sekadar angka statistik yang fantastis, tapi justru sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia,” kata Gibran dalam video tersebut dan dikutip, Minggu, 20 April 2025.

3. Tantangan Global dan Peran Generasi Muda

Selain bonus demografi, Gibran juga membahas tantangan besar yang dihadapi dunia, seperti perubahan iklim, perang dagang, dan kemajuan teknologi. Ia mengajak generasi muda untuk tidak takut akan tantangan dan untuk terus beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dengan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).

“AI itu tidak akan menggantikan manusia. Tapi manusia yang tidak menggunakan AI akan dikalahkan oleh manusia yang menggunakan AI,” ujar Gibran. 

4. Film Jumbo: Karya Anak Bangsa yang Mendunia

Salah satu referensi menarik yang disampaikan Gibran dalam monolognya adalah film animasi Jumbo. Gibran mengapresiasi karya anak muda Indonesia yang telah berhasil meraih lebih dari 4 juta penonton, serta akan ditayangkan di 17 negara di Asia dan Eropa. Menurutnya, ini adalah simbol kebangkitan industri kreatif Indonesia yang digerakkan oleh generasi muda.

“Kemarin saya menonton film Jumbo, hasil karya animator muda Indonesia… Ini menjadi era baru industri animasi Indonesia,” ucap Gibran.

5. Timnas U-17: Pencapaian Olahraga Anak Muda

Gibran juga menyebutkan keberhasilan Timnas U-17 Indonesia yang berhasil lolos ke Piala Dunia U-17 melalui jalur kualifikasi, sebuah prestasi pertama yang membuat Indonesia menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara. Ia menyebutkan bahwa prestasi ini adalah bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk berprestasi di kancah dunia.

“Ini adalah kekuatan kita sebagai generasi muda. Kita harus selalu siap dan mempersiapkan diri. Kita harus punya mimpi besar dan keberanian untuk melakukan terobosan,” ujar Gibran.

6. Kolaborasi untuk Membangun Indonesia

Dalam monolognya, Gibran juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja bersama dalam mewujudkan kemajuan Indonesia. Ia menyebutkan bahwa pembangunan bangsa membutuhkan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, praktisi, tokoh agama, dan masyarakat sipil. 

Gibran mengingatkan bahwa keberhasilan Indonesia tidak bisa dicapai oleh satu pihak saja, melainkan oleh semua komponen bangsa yang saling bersinergi.

“Kita sampai di sini bukan seketika… pembangunan bangsa dilakukan selama puluhan tahun dan merupakan hasil kolaborasi seluruh komponen bangsa,” kata Gibran.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Rodhi Aulia)