Harga Emas Masih Bullish, Sampai Kapan?

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Masih Bullish, Sampai Kapan?

Eko Nordiansyah • 27 April 2025 20:23

Jakarta: Pergerakan harga emas (XAUUSD) sepanjang minggu ini menunjukkan tren yang cukup positif, seiring dengan bertahannya sentimen optimistis di pasar global. Berdasarkan analisis teknikal kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, emas masih terjaga kuat dan berpotensi berlanjut hingga minggu depan. Dalam proyeksinya, Andy menilai bahwa harga emas berpeluang untuk terus menguat, dengan target teknikal yang terbuka hingga level USD3,500.

Andy menyoroti, kekuatan tren naik saat ini cukup solid, ditopang oleh dorongan beli yang konsisten dari pelaku pasar. Dalam analisanya Andy melihat, pola kenaikan yang stabil, sementara candlestick mingguan menunjukkan sinyal penguatan lanjutan dengan terbentuknya pola bullish engulfing yang mempertegas minat beli.

"Selama harga mampu bertahan di atas level support utama, arah pergerakan masih mendukung kelanjutan reli," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 April 2025.

Meski demikian, Andy juga mengingatkan adanya potensi koreksi jika harga mengalami pembalikan arah (reversal) dan menembus level kunci di USD3,257. Jika tekanan jual meningkat, maka harga emas bisa mengalami tekanan turun lebih lanjut hingga ke kisaran USD3,200.

"Oleh karena itu, level USD3,257 menjadi penentu penting dalam peta pergerakan harga emas pekan depan, yang perlu dicermati para trader dan investor," ungkapnya.
 

Baca juga: 

Harga Emas Diprediksi Terkoreksi usai Tembus Rekor Tertinggi



(Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti)

Faktor pendukung harga emas

Dari sisi fundamental, sentimen terhadap kebijakan suku bunga AS juga menjadi pendorong utama pergerakan harga emas. Data dari Prime Market Terminal menyebutkan bahwa pelaku pasar saat ini melihat peluang 94 persen bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada pertemuan mendatang.

Namun, terdapat ekspektasi kuat bahwa Fed funds rate akan diturunkan secara bertahap hingga mencapai 3,45 persen pada akhir tahun ini, yang setara dengan pemangkasan 86 basis poin. Proyeksi penurunan ini menjadi faktor utama yang memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai di tengah prospek suku bunga yang lebih rendah.

Selain itu, ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali menjadi sorotan pasar. Meski sempat muncul harapan bahwa Presiden Trump bersedia mencapai kesepakatan dagang dengan Beijing, pernyataan terbaru dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, justru menegaskan bahwa belum ada tawaran konkrit untuk mengurangi tarif secara sepihak.

Sementara itu, Tiongkok menuntut pembatalan seluruh tarif "unilateral" dari AS dan menyatakan belum mengadakan pembicaraan lanjutan. Ketidakpastian geopolitik ini turut mendorong investor untuk kembali pada aset safe haven seperti emas.

Dengan kombinasi penguatan teknikal dan dorongan fundamental, tren emas diperkirakan masih akan tetap positif dalam waktu dekat. Target harga USD3,500 menjadi skenario utama selama tidak terjadi penembusan ke bawah level kunci USD3,257.

"Para pelaku pasar disarankan untuk terus memantau dinamika pasar, terutama perkembangan suku bunga dan tensi dagang global, sebagai panduan dalam mengambil keputusan trading pekan depan," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)