Wisatawan mengabadikan foto di Puncak Bukit Siron yang terletak di Desa Siron Krueng, Kecamatan Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Foto: Fajri Fatmawati/Metrotvnews.com
Fajri Fatmawati • 28 September 2025 06:30
Aceh: Bagus, 27, wisatawan asal Jawa Timur, mengaku terpana saat pertama kali menginjakkan kaki di puncak Bukit Siron, Aceh Besar. Alih-alih pemandangan biasa, ia justru disambut hamparan savana luas yang mengingatkannya pada pemandangan Bromo.
"Aceh punya hidden gem seindah ini. Padang rumput yang luas dengan latar perbukitan hijau ini sangat indah. Rasanya seperti bukan di Aceh, tapi lebih mirip seperti melihat savana di Bromo dari kejauhan," kata Bagus kepada Metrotvnews.com pada Sabtu, 27 September 2025.
Bukit Siron yang terletak di Desa Siron Krueng, Kecamatan Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, menawarkan pesona alam yang luar biasa terutama pada musim kemarau. Rerumputan yang menguning menciptakan kontras memukau dengan langit biru dan pepohonan hijau di sekitarnya.
Bagus mengungkapkan daya tarik utama Savana Siron terletak pada kesan luas tanpa batas dan suasana tenang yang jarang ditemui. Dari ketinggian, pandangan mata dapat menikmati lekuk bukit yang seolah menyatu dengan cakrawala.
"Yang paling membuat saya takjub adalah sensasi ruangnya. Luas, bebas, dan sangat menenangkan. Suara angin yang berhembus di antara rumput-rumput itu seperti musik alam terapi," tuturnya.
Setelah menikmati sunrise, Bagus dan teman-temannya biasa bersantai sambil menikmati bekal makanan ringan. Banyak pengunjung memanfaatkan spot-spot tertentu untuk berfoto dengan latar belakang pemandangan yang instagramable.
Akses menuju Bukit Siron terbilang mudah dengan perjalanan 1-1,5 jam dari Banda Aceh menggunakan kendaraan bermotor. Medan yang dilalui cukup baik meski sebagian kecil merupakan jalan berbatu, dengan sistem sumbangan sukarela menggantikan tiket masuk resmi.
Bagus menyarankan waktu terbaik berkunjung adalah pagi hari untuk menyaksikan sunrise atau sore hari untuk menikmati golden hour. Cahaya matahari pada waktu-waktu tersebut akan menyinari savana keemasan menciptakan pemandangan fotogenik.
"Agar bisa menikmati suasana yang lebih tenang dan mendapatkan spot terbaik untuk melihat matahari terbit tanpa terlalu ramai," sarannya. Ia juga mengingatkan pentingnya membawa bekal air minum dan jaket mengingat suhu di puncak bisa cukup dingin pagi hari namun panas saat siang.
Bagus berharap kesadaran menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di Bukit Siron terus ditingkatkan. "Saya lihat sudah cukup baik, tapi kita harus jaga bersama. Jangan sampai keindahan ini rusak karena sampah," imbaunya.
Cerita lain datang dari Mutia, 25, warga Aceh yang sedang menempuh pendidikan magister di Jogja. Saat berkunjung ke Savana Teletubbies Bromo, ia teringat pada Bukit Siron di kampung halamannya.
"Saat memandang hamparan savana itu, tiba-tiba saya teringat pada Bukit Siron. Bentuk bukitnya yang lembut dan tertutup rerumputan hijau begitu mirip," ungkap Mutia. Perbedaan utama terletak pada latar belakang gunung megah di Bromo versus nuansa sederhana namun menenangkan di Siron.
Bagi Mutia, pengalaman di Savana Teletubbies mengajarkan bahwa perjalanan bukan hanya tentang menemukan tempat baru, tetapi juga tentang menemukan kembali kenangan lama. "Bromo memberi saya pemandangan indah, namun sekaligus menghadirkan nostalgia akan Bukit Siron," kenangnya.
Keindahan alam ternyata memiliki cara unik untuk menyatukan perasaan meski berasal dari tanah yang berbeda. Bukit Siron membuktikan bahwa Aceh menyimpan potensi wisata alam yang tidak kalah mempesona dari destinasi populer lainnya di Indonesia.