Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Dividen menjadi salah satu faktor investor memilih saham sebagai instrumen investasi. Sebab investor bisa mendapatkan penghasilan pasif sambil tetap memiliki potensi kenaikan nilai investasi.
Dilansir dari lama Fima, investor bisanya mencari saham dengan dividen yield tertinggi. Ini menjadi indikator utama yang menggambarkan seberapa besar keuntungan dari dividen dibandingkan dengan harga sahamnya.
Faktor-faktor yang memengaruhi dividen yield
Pembagian dividen tidak selalu konsisten dan dapat berubah sesuai dengan sejumlah faktor penting, antara lain:
- Kinerja keuangan emiten: Profitabilitas perusahaan menjadi penentu utama berapa besar dividen yang dapat dibagikan. Perusahaan dengan laba stabil dan kuat biasanya mampu memberikan dividen yang lebih besar.
- Kebijakan dividen (Payout ratio): Setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam menentukan berapa persen laba yang akan dibagikan sebagai dividen. Ada yang konservatif, ada pula yang agresif.
- Kondisi ekonomi makro: Situasi ekonomi nasional dan global, seperti inflasi, suku bunga, dan ketegangan geopolitik, dapat memengaruhi sektor-sektor tertentu dan berdampak pada kemampuan perusahaan membayar dividen.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Daftar saham dengan dividen yield tertinggi
Berikut ini beberapa saham yang secara historis menawarkan dividen yield tinggi dan menjadi favorit para investor dividen:
1. Saham batu bara: PTBA dan ITMG
Perusahaan batu bara seperti PTBA dan ITMG memimpin daftar dengan dividend yield mencapai 15,6 persen dan 12,6 persen secara berurutan. Tahun 2024 menjadi momentum emas bagi sektor ini karena harga komoditas yang melonjak, meningkatkan pendapatan dan kapasitas mereka dalam membagikan dividen besar.
Meskipun begitu, untuk 2025 diperkirakan akan ada sedikit penurunan dividen seiring dengan kemungkinan penurunan harga komoditas akibat faktor eksternal seperti perang dagang dan dinamika geopolitik global.
2. Saham Sawit: TAPG dengan Prospek Stabil
Sektor perkebunan sawit juga menunjukkan performa dividen yang menarik, terutama TAPG yang memberikan yield hampir sembilan persen. Harga minyak sawit mentah (CPO) yang tetap tinggi menjadi katalis positif bagi profitabilitas perusahaan di sektor ini.
TAPG mencatatkan peningkatan laba bersih yang signifikan tahun lalu, memberikan sinyal kuat bahwa sektor sawit masih akan menjadi sumber dividen yang menarik dalam jangka menengah.
3. Saham perbankan: BBRI, BMRI, dan BBNI
Walau mengalami tekanan pada harga saham akibat tantangan likuiditas dan kenaikan biaya dana, sektor perbankan tetap menyuguhkan dividend yield di kisaran enam hingga sembilan persen. Penurunan harga saham membuat yield terlihat lebih menarik bagi investor yang memandang potensi jangka panjang.
Perkiraan untuk tahun ini masih menunjukkan risiko perlambatan pertumbuhan kredit, tetapi kestabilan operasional bank besar tetap menjadi nilai jual utama bagi pencari dividen jangka panjang.
4. Saham konsumen dan infrastruktur: UNVR, PGAS, dan AKRA
Sektor konsumer dan infrastruktur juga tidak kalah menarik dengan dividend yield di kisaran tujuh sampai 10 persen. Emiten seperti UNVR (barang konsumsi) dan PGAS serta AKRA (infrastruktur) saat ini memiliki harga saham yang relatif murah, membuka peluang bagi investor untuk memperoleh dividen optimal jika perusahaan kembali membagikan dividen sesuai kebijakan tahun-tahun sebelumnya.