Kepala Komite SDN 4 Ratna Daya, Suwarno. (Foto : Lampost.co/Arman Suhada)
Medcom • 13 June 2023 18:29
Lampung Timur: Salah satu wali murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur mengeluh karena dimintai uang Rp100 ribu oleh pihak sekolah. Uang itu diklaim untuk perbaikan kerusakan kedung sekolah.
"Waktu pertama anak-anak dapat surat edaran bantuan uang ke sekolah itu, sebelumnya tidak pernah ada rapat komite atau musyawarah dari pihak kepada semua wali murid," ujar wali murid, Sulasmi saat ditemui di sekolah pada Selasa, 13 Juni 2023.
Sulasmi mengatakan meski dimintai uang perbaikan sekolah secara resmi melalui surat edaran, Ia mengaku keberatan. Pasalnya pihak sekolah mematok jumlah uang yang harus disetorkan, dan bukan seikhlasnya.
"Soal keberatan atau tidak, kan tidak semua wali murid orang punya (uang), mungkin kalau saya pribadi saya bisa membantu. Namun, saya harus memikirkan wali murid yang lain, mungkin daya kemampuan mereka tidak sama. Mereka juga berpikir kenapa segitu mahalnya," ujar dia.
Menaggapi hal itu, Kepala Komite SDN 4 Ratna Daya, Suwarno mengatakan para wali murid dimintai uang peraikan karena ada beberapa Gedung dan atap yang rusak akibat putting beliung beberapa waktu yang lalu.
"Pada tanggal 27 Mei 2023 lalu, ada bencana yang melanda dusun kami dan akibatnya banyak bangunan yang terdampak termasuk sekolah ini," ujarnya.
Menurut Suwarno, permintaan sumbangan perbaikan memang sudah diumumkan secara resmi melalui surat edaran, Sebab, sebelumnya Ia mengklaim telah berkoordinasi bersama beberapa wali murid.
"Kami juga sudah koordinasi, bahwa tak ada bantu untuk saat ini dari dinas terkait. Akhirnya beberapa dari kami punya inisiatif bagaimana kalau ini ditanggung oleh kami,” katanya.
“Untuk estimasi RAB untuk perbaikan dari ruang kelas I-V, itu hasilnya sekitar Rp3 juta, dan itu karena musala terdampak juga, maka kami estimasikan total perbaikan 4-5 juta rupiah," ungkapnya.
Selanjutnya Suwarno juga mengaku bahwa belum melakukan musyawarah dengan seluruh wali murid di sekolahnya. Namun ihwal nominal sumbangan, menurut Suwarno itu tidak ditentukan besarannya.
"Soal iuran juga kita juga tidak memaksa dengan nominal itu, berapa pun yang mereka mampu maka akan kami terima. Dan kami juga tidak memberi tenggang waktu pembayarannya, karena semakin cepat semakin iuran cepat juga diperbaiki," jelasnya.