Pertemuan BRICS akan dilakukan di Johannesburg, Afrika Selatan. Foto: AFP
Jakarta: Direktur Eksekutif Pusat Studi Rusia dan Asia Tengah di Akademi Ilmu Sosial Shanghai, Sun Qi menilai ekspansi aliansi dagang BRICS (Brasil, Rusia, India, China, and South Africa) bakal mempercepat proses dedolarisasi.
"Bagi sebagian besar negara berkembang, pembangunan adalah prioritas utama. Itulah mengapa mekanisme kerja sama BRICS menarik bagi negara-negara ini," imbuh Sun Qi dikutip dari Investing.com, Senin, 21 Agustus 2023.
Sun Qi mengatakan, jika semakin banyak negara bergabung dalam blok ekonomi BRICS tersebut, maka akan mendorong penggunaan mata uang nasional secara signifikan. Kondisi tersebut jelas akan membantu mempercepat dedolarisasi.
"Seiring semakin banyak negara bergabung dengan negara mitra BRICS, transisi ke penyelesaian dalam mata uang lokal atau mata uang pihak ketiga dalam perdagangan saling akan meningkat secara signifikan, dengan demikian mempercepat dedolarisasi," jelas dia.
Baca juga: Mengenal BRICS dan Pengaruh untuk Dunia
Pembahasan KTT BRICS
Terkait KTT BRICS yang akan berlangsung pada 22-24 Agustus di Johannesburg, Sun Qi percaya salah satu topik yang akan dibahas adalah penciptaan mata uang BRICS tunggal.
"Mata uang BRICS, yang digunakan untuk transaksi antara negara-negara BRICS, dapat dibahas secara menyeluruh dan mendetail," katanya.
Meskipun pandangan mengenai pembahasan ini tidak selalu seragam, para ahli berpendapat bahasan mengenai mata uang BRICS menjadi salah satu cerminan dari potensi pengaruh ekonomi blok ini dalam skenario global yang semakin terdiversifikasi.
Ketika BRICS mempertimbangkan langkah-langkah untuk memperluas dampaknya dan merumuskan strategi jangka panjang, topik mengenai mata uang, dedolarisasi, dan penyelesaian perdagangan menjadi sangat relevan.
Beberapa orang percaya topik mata uang BRICS yang umum akan dibahas dalam KTT ini, termasuk Wakil Perdana Menteri Rusia Alexei Overchuk.
Kendati demikian diplomat puncak negeri tuan rumah KTT BRICS di Afrika Selatan yang bertanggung jawab atas hubungan aliansi tersebut, baru-baru ini mengatakan topik mata uang tidak ada dalam agenda untuk dibahas dalam KTT.
Topik lain yang akan banyak dibahas dalam KTT yang akan datang adalah ekspansi blok ekonomi. Menyadari dalam beberapa tahun terakhir ekspansi BRICS telah terhambat oleh pandemi coronavirus, konflik Rusia-Ukraina, dan faktor-faktor lainnya.
"Bagi sebagian besar negara berkembang, pembangunan adalah prioritas utama. Itulah mengapa mekanisme kerja sama BRICS menarik bagi negara-negara ini," terang Qi.
Sebelumnya, pejabat Afrika Selatan menyampaikan bahwa lebih dari 40 negara telah menunjukkan minat untuk bergabung dalam blok ekonomi ini, termasuk 23 negara yang telah mengajukan permohonan.