Bank Sentral Korea Selatan Peringatkan Risiko Stabilitas Keuangan Akibat Utang Meningkat

Pejalan kaki menyeberang jalan di depan Gedung Bank Korea, di Seoul. FOTO: JUNG TEON-JE/AFP

Bank Sentral Korea Selatan Peringatkan Risiko Stabilitas Keuangan Akibat Utang Meningkat

Angga Bratadharma • 19 July 2023 10:54

Seoul: Bank sentral Korea Selatan mengatakan ada kebutuhan untuk mengelola stabilitas keuangan selain risiko harga karena utang rumah tangga negara yang tinggi mulai meningkat. Hal itu diperlukan guna memacu pertumbuhan ekonomi lebih baik dengan meminimalkan risiko yang hadir.

"Dalam hal kebijakan moneter, harus mempertimbangkan stabilitas keuangan lebih aktif untuk mencegah leverage yang berlebihan atau investasi aset berisiko ketika kebijakan moneter longgar," kata Bank of Korea (BOK) dalam sebuah laporan, dilansir dari The Business Times, Rabu, 19 Juli 2023.

"Ada kebutuhan untuk membahas pengenalan kebijakan moneter yang hati-hati dengan pertimbangan yang lebih tinggi pada stabilitas keuangan, selain stabilitas harga," tambah bank sentral.

Utang rumah tangga Korea Selatan melonjak ke rekor tertinggi pada Juni, ketika meningkat untuk bulan ketiga dan dengan jumlah terbesar dalam 21 bulan, karena permintaan pinjaman hipotek tumbuh, data menunjukkan minggu lalu.

Total utang rumah tangga mencapai 105,0 persen dari produk domestik bruto negara itu pada kuartal keempat 2022, tertinggi ketiga setelah Swiss dan Australia, di antara 43 negara besar yang dipatuhi oleh Bank for International Settlements.

Bank sentral mengatakan dalam laporan itu ada risiko stabilitas keuangan yang terbatas dari utang rumah tangga, mengingat rasio pinjaman terhadap nilai yang rendah dan persentase yang tinggi dari orang berpenghasilan tinggi, tetapi hal itu menandai implikasi jangka panjang yang negatif terhadap pertumbuhan dan ketimpangan.

"Pembuat kebijakan perlu lebih berhati-hati dengan komunikasi mereka sehingga rumah tangga tidak meremehkan risiko perubahan suku bunga," kata BOK.

BOK mempertahankan kebijakan moneter sejak kenaikan suku bunga terakhirnya pada Januari dan kampanye pengetatannya, yang dimulai pada Agustus 2021, secara luas diperkirakan berakhir. Namun, pada pertemuannya Kamis lalu, gubernurnya mengatakan sebagian besar anggota dewan tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)