Presiden AS Joe Biden. (AP)
Willy Haryono • 17 January 2024 10:10
Washington: Amerika Serikat (AS) mewacanakan menjadikan kembali status pemberontak Houthi asal Yaman sebagai salah satu kelompok teror global. Sebelumnya, Joe Biden telah mengeluarkan Houthi dari daftar tersebut di awal masa kepemimpinannya sebagai presiden AS.
Rencana ini merupakan kelanjutan dari respons Washington atas serangan Houthi terhadap pelayaran komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, menurut seorang pejabat yang mengetahui rencana tersebut.
Houthi, kelompok yang didukung Iran, ditetapkan sebagai organisasi teroris pada Januari 2021 -- sebuah tindakan yang mendapat kekhawatiran luas dari kelompok-kelompok kemanusiaan, yang khawatir bahwa pembatasan yang menyertai penetapan tersebut akan membuat hampir tidak mungkin memberikan bantuan kepada warga sipil Yaman.
Mengutip dari ABC News pada Rabu, 17 Januari 2024, Pemerintah AS telah mempertimbangkan untuk memasukkan kembali Houthi ke daftar teror dalam beberapa pekan terakhir.
Namun beberapa pejabat AS yang terlibat dalam pengambilan keputusan terlihat enggan karena kemungkinan terjadinya gangguan terhadap bantuan kemanusiaan dan perundingan damai di Yaman.
Ketika ditanya mengenai topik status Houthi, Biden menepisnya sebagai sesuatu yang "tidak relevan."
"Tidak relevan apakah mereka dilabeli (kelompok teror) atau tidak," kata Biden kepada awak media pada Jumat lalu, ketika ditanya seberapa cepat ia akan menetapkan Houthi sebagai organisasi teroris.
Kemungkinan pelabelan ini terjadi ketika Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak meletusnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Serangan Houthi ini telah membuat gusar pelayaran komersial, dan mengancam akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Sebagai tanggapan atas serangan Houthi, AS dan Inggris telah melakukan serangan udara yang berfokus pada sasaran kelompok tersebut, menurut Komando Pusat AS atau CENTCOM.
Baca juga: AS Serang Rudal Antikapal Milik Houthi, Kapal Dihantam di Laut Merah