Perilaku FOMO Rawan Jadi Korban Penipuan Belanja Online

Digitalisasi. Foto: Medcom.id.

Perilaku FOMO Rawan Jadi Korban Penipuan Belanja Online

Arif Wicaksono • 4 October 2023 20:44

Jakarta: Munculnya perilaku Fear of Missing Out (FOMO) di tengah meningkatnya tren belanja online mendorong PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) menganalisisnya sebagai salah satu faktor penyebab semakin tingginya ancaman dan risiko penipuan online.

Fakta tersebut muncul melalui eksperimen sosial yang digagas Blibli melalui situs Vomoshop yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi Ecommerce Indonesia-idEA, para pemilik merek, media massa dan komunitas. Eksperimen sosial tersebut bertujuan mengukur potensi penipuan yang bisa dialami orang masyarakat Indonesia, sekaligus melakukan edukasi literasi berbelanja online untuk transaksi online-nya.

Untuk mengetahui seberapa jauh literasi digital dan kesadaran diri pengguna dalam menjaga keamanan siber saat bertransaksi online, eksperimen sosial ini menyertakan rangkaian mulai iklan digital dengan penawaran harga tidak masuk akal pada situs Vomoshop.com dan mengajak masyarakat untuk checkout dengan informasi transaksi ke rekening pribadi yang tidak resmi.

Adapun, mengingat tujuan eksperimen sosial ini adalah edukasi, situs pun dirancang sedemikian rupa untuk tidak meminta data pribadi pengunjung dan tanpa ada pembayaran yang dilakukan, dimana perjalanan pengunjung ketika checkout berakhir di laman edukasi.

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, lebih dari 63 ribu visitor merespons dengan mengakses situs. Sejumlah fakta menarik ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban FOMO dan perempuan menjadi yang paling FOMO kala belanja online. Dari segi demografi usia, warga usia 25-34 tahun menjadi yang paling mudah terpancing mengunjungi situs, disusul warga usia 18-24 tahun.

Awas jebakan tipu-tipu online

Dihadapkan pada pilihan checkout produk yang diminati, empat dari lima warga ternyata memutuskan checkout belanja, membuktikan mayoritas warga masih rentan terjebak tipu-tipu online akibat FOMO. Yang tak kalah menarik, berdasarkan hasil kolaborasi bersama sebuah akun Instagram bernama @ecommurz, biggest tech workers community mengungkap sebanyak satu dari dua follower yang terpapar konten yang dibagikan kemudian mengunjungi situs Vomoshop dan berujung pada segera checkout produk incaran.

Hal ini menunjukkan tipu-tipu online dapat terjadi pada siapapun, termasuk mereka yang dipandang tech savvy. Lebih jauh lagi, temuan ini mengajak para influencer agar bertanggung jawab mengecek kebenaran konten yang dibagikan kepada pengikutnya.

Produk yang paling banyak membuat orang khilaf untuk segera checkout adalah barang-barang elektronik rumah tangga, di antaranya TV, vacuum cleaner dan hair dryer kekinian. Disusul dengan produk gaming. Banting harga fantastis menjadi alasan utama warga tergiur untuk checkout, terlihat dari dua dari tiga visitor tergiur checkout laptop gaming seharga Rp30 juta yang dibanting menjadi Rp8 juta.

Bahkan tingkat ke-FOMO-an warga melonjak nyaris 80 persen dengan tambahan info promo berlaku 'cuma hari ini aja' pada materi iklan. Adapun, dari tujuh persen visitor yang lebih berhati-hati mengungkap dua alasan utama mereka mantap tidak checkout, yakni tidak yakin produk yang ditawarkan orisinal dan tokonya dipandang tidak meyakinkan.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo RI Septriana Tangkary sangat mengapresiasi langkah inovatif Blibli dalam meluncurkan situs Vomoshop sebagai upaya mengedukasi pelanggan untuk melawan kejahatan tipu-tipu belanja online.

Melansir penilaian berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), skor Indonesia pada 2022 sebesar 64,48 dari skala 1-100. Angka tersebut dinilai masih perlu ditingkatkan dan terus menjadi isu nasional yang butuh perhatian dari berbagai pihak.

"Apa yang dilakukan oleh Blibli sejalan dengan upaya kami dalam memperkuat pilar-pilar literasi digital, yang salah satunya adalah digital safety. Upaya tersebut berguna meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan data diri, sehingga masyarakat Indonesia bisa lebih cermat dan bijak dalam berbelanja online di era transformasi digital saat ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 4 Oktober 2023.

Sementara itu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata Edit Prima menyampaikan, Indonesia sedang menghadapi lonjakan kejahatan siber terlihat dari hampir 1,6 miliar traffic anomalies per Desember 2022 dengan potensi kerugian mencapai Rp14,2 triliun. Tentunya kejahatan siber ini perlu menjadi perhatian bersama dan perlu sinergi para pelaku industri dalam menangani dan meningkatkan edukasi publik terhadap bahayanya.

"Kami mengapresiasi social experiment yang diinisiasi Blibli dan berharap kampanye ini dapat kita gaungkan bersama kedepannya untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk peduli dan bijak dalam menjaga keamanan data pribadi apalagi saat berbelanja online," tegas dia.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menuturkan pasar digital Indonesia masih sangat membutuhkan edukasi untuk menjadi matang. "Bagaimana bersikap bijak saat berbelanja secara daring, sekaligus mampu berpikir kritis ketika menemukan kejanggalan yang berpotensi menimbulkan kerugian," ujar dia.

Korban FOMO

Berdasarkan data simulasi Vomoshop, sebanyak 71 persen korban FOMO sudah mengetahui bahaya transaksi ke rekening pribadi namun tetap dilakukan.  Oleh karena itu, sebagai upaya menghentikan sekaligus menangkal risiko menjadi korban penipuan online yang dipicu FOMO, Blibli memiliki sejumlah langkah cerdas yang terangkum dalam kampanye ini meliputi:

Verifikasi


Memilih marketplace terkenal yang diunduh secara resmi melalui Google/App Store dan memiliki rating > 4.

Observasi


Selalu baca deskripsi produk dengan detail, pastikan harga ditawarkan wajar, serta memiliki kebijakan purna jual yang jelas juga garansi retur.


Mudah akses info


Memiliki layanan pelanggan 24/7, dengan kemudahan pemilihan serta lacak pengiriman dan terakhir.

Ofisial


Transaksi pembayaran hanya dilakukan lewat platform, bukan rekening pribadi mitra seller.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)