Dolar AS Melemah

Ilustrasi. Foto: MI

Dolar AS Melemah

Annisa Ayu Artanti • 6 June 2024 10:25

Singapura: Dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah terhadap sebagian mata uang dunia. Indeks dolar turun 0,14 persen ke 104,10.
 
Pelemahan mata uang Paman Sam itu sebagian terbebani oleh pelonggaran kondisi pasar tenaga kerja di Amerika Serikat yang menambah kasus penurunan suku bunga The Fed tahun ini.

Melansir Channel News Asia, Kamis, 6 Juni 2024, pasar telah memperkirakan penurunan suku bunga The Fed sebesar hampir 50 basis poin tahun ini, dengan penurunan pertama diperkirakan akan terjadi pada bulan September.


Kemudian data Rabu menunjukkan sektor jasa AS beralih kembali ke mode pertumbuhan di bulan Mei setelah kontraksi yang berlangsung singkat di bulan sebelumnya. Capaian itu terjadi meskipun rincian survei menunjukkan bahwa ketenagakerjaan masih berada di wilayah kontraksi.

"Sementara pesanan baru menunjukkan permintaan yang berkelanjutan, komentar industri yang dipilih dan kontraksi lapangan kerja yang berkelanjutan mengungkapkan sentuhan kehati-hatian di antara penyedia layanan," kata para ekonom di Wells Fargo.
 
Baca juga: 

Dolar AS Berada di Posisi Terendah karena Taruhan Pemangkasan Fed Meningkat

Euro menguat

Euro menguat pada Kamis menjelang keputusan kebijakan dari Bank Sentral Eropa (ECB) di mana para pedagang menganggap penurunan suku bunga sudah pasti. Euro naik 0,07 persen menjadi USD1,0876.

Dolar Kanada sedikit lebih tinggi, memangkas beberapa kerugian dari sesi sebelumnya, setelah Bank of Canada menjadi negara G7 pertama yang memangkas suku bunga acuan seperti yang diharapkan secara luas. Dolar Kanada terakhir berada di 1,3687 per dolar Kanada.

Yen juga mengurangi sebagian kerugiannya dari sesi sebelumnya dan naik 0,4 persen menjadi 155,50 per dolar.

Mata uang Jepang mengalami reli singkat di awal minggu ini menyusul gejolak di pasar negara berkembang karena kekhawatiran politik, yang membuat para investor melepas posisi carry trade yang didanai oleh yen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)