Peringatan HUT Ke-80 RI di Klaten: Inklusi, Toleransi, dan Semangat Persatuan

Klaten: Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti di Klaten, Jawa Tengah, menjadi saksi bisu perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang penuh makna. Ribuan santri, warga, dan ratusan penyandang disabilitas berkumpul untuk mengikuti upacara bendera yang dipimpin oleh Staf khusus Panglima TNI Mayjan TNI Marinir Oni Junianto.

Upacara yang berlangsung khidmat ini menjadi panggung bagi semangat kebersamaan dan inklusi. Mayjen Oni membacakan naskah Proklamasi yang seolah membangkitkan kembali semangat juang para pahlawan. Para santri yang menjadi petugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) menjalankan tugasnya dengan sempurna, menunjukkan bahwa jiwa nasionalisme dan disiplin tertanam kuat di lingkungan pesantren.

Sarasehan Kebangsaan dan Lomba Penuh Kreativitas

Setelah upacara, acara dilanjutkan dengan sarasehan kebangsaan yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk pengasuh pesantren. Diskusi ini memperkuat pesan bahwa kemerdekaan harus dirayakan dengan semangat persatuan, toleransi, dan gotong royong.

Mayjen Oni, yang kagum dengan penyelenggaraan acara ini, berharap upacara di pesantren tersebut bisa menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain. Menurutnya, upacara ini membuktikan bahwa pesantren bisa menjadi ruang yang aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan nasional.

Antusiasme juga terlihat dalam berbagai lomba 17-an yang digelar khusus untuk komunitas difabel. Berbagai kreasi, seperti motor hias dan modifikasi motor, menunjukkan kreativitas dan semangat yang luar biasa. Perayaan ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk berkarya dan merayakan kemerdekaan.

Menutup rangkaian acara, Mayjen Oni membagikan ratusan sembako kepada warga dan penyandang disabilitas yang hadir. Aksi sosial ini menjadi penanda bahwa kemerdekaan juga tentang kepedulian dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.