Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (kanan) bersama Presiden Rusia Vladimir Putin. (EPA)
Medcom • 14 August 2024 18:46
Moskow: Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengonfirmasi bahwa Palestina akan diundang untuk menghadiri KTT BRICS di Rusia pada musim gugur ini dalam format 'outreach' atau ‘penjangkauan.’ Hal ini diungkapkannya setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Abbas, yang tiba di Moskow untuk kunjungan resmi pada 12 Agustus, menyatakan bahwa hubungan bilateral antara Rusia dan Palestina, yang telah lama terjalin, menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan tersebut.
"Kami telah mendiskusikan visi kami mengenai kemungkinan perkembangan peristiwa dalam waktu dekat dan apa yang dapat terjadi selama masa-masa yang rumit ini," ujarnya dalam wawancara dengan Wakil Direktur Jenderal TASS Mikhail Gusman setelah pembicaraan dengan Putin.
"Kami tentu saja juga membahas hubungan bilateral, karena kami menikmati hubungan strategis yang sudah berlangsung lama dengan Rusia," lanjut pemimpin Palestina itu.
"Inilah sebabnya mengapa kami telah membahas hubungan bilateral antara Rusia dan Palestina, hubungan yang selalu kami dukung dengan kuat baik selama pertemuan pribadi maupun pada tingkat percakapan telepon. Kami telah mendiskusikan perspektif untuk pengembangan lebih lanjut,” tutur Abbas.
Selain hubungan bilateral, Abbas juga membahas keikutsertaan Palestina di KTT BRICS. "Kami juga telah membahas BRICS. Kami telah mencapai kesepakatan lisan bahwa Palestina akan diundang untuk menghadiri forum ini] dalam format 'outreach'," ungkap Abbas.
Ia juga menyebutkan kemungkinan adanya pertemuan khusus yang dikhususkan untuk Palestina, di mana negara-negara anggota BRICS akan menyampaikan pandangan mereka terkait situasi di wilayah tersebut.
Melansir dari TASS, Rusia mengambil alih kepresidenan BRICS selama satu tahun pada 1 Januari 2024. Kepresidenan Rusia memiliki lebih dari 250 acara, dengan KTT BRICS di Kazan pada Oktober 2024 sebagai acara utamanya.
Sejak didirikan pada tahun 2006, BRICS telah mengalami dua fase ekspansi. Afrika Selatan bergabung pada tahun 2011, dan pada 1 Januari 2024, lima anggota baru—Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Ethiopia—secara resmi menjadi bagian dari kelompok ini.
Ketegangan di Timur Tengah memuncak pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel, menewaskan dan menyandera lebih dari 240 orang. Serangan ini diklaim sebagai balasan terhadap tindakan agresif Israel di Masjid Al-Aqsa.
Israel merespons dengan operasi militer di Gaza untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera. Eskalasi lebih lanjut terjadi dengan kematian kepala Biro Politik Hamas di Teheran dan pembunuhan komandan Hizbullah di Beirut, yang menambah ketegangan antara kelompok tersebut dan Israel. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Putin: BRICS Mungkin Akan Membentuk Parlemen Sendiri di Masa Depan