AS belajar dari Indonesia mengenai partisipasi pemuda dalam pemilihan umum. (Medcom.id)
Marcheilla Ariesta • 3 August 2024 15:28
Jakarta: Amerika Serikat (AS) akan segera mengadakan pemilihan presiden (pilpres) pada November mendatang. Meski partisipasi anak muda AS mulai meningkat, namun angkanya masih tergolong kecil.
Karenanya, Direktur Legislatif Kantor Pemimpin Mayoritas di DPR Massachusetts, Nakeeda Burns, datang ke Indonesia untuk belajar menggaet pemilih muda. Pasalnya, keterlibatan anak muda Indonesia dalam pemilu pada Februari lalu, mencapai lebih dari 80 persen, yang terbanyak di dunia.
"Kami dapat belajar satu sama lain untuk memberikan pendidikan (bidang politik) bagi anak muda. Dan saya rasa kami (Indonesia-AS) memiliki beberapa kesamaan," kata Burns saat bertandang ke DPR RI pada Rabu, 31 Juli 2024.
Burns yang menjadi peserta pertukaran Young Southeast Asian Leader Initiative (YSEALI) mengatakan, Indonesia punya pemuda yang memiliki semangat menjadi pemimpin. Dan hal ini yang harus dipelajarinya.
"Kedua negara perlu memastikan bahwa anak muda memanfaatkan kekuatan mereka, perannya dalam menjadi pemimpin," sambung Burns.
Menurutnya, partisipasi anak muda dalam pemilu sangat penting, sehingga AS harus banyak belajar dari Indonesia. "Kehadiran anak muda dalam pemilu sangat penting untuk membentuk masa depan suatu negara. Saya berharap akan ada lebih banyak anak muda yang menduduki jabatan penting di pemerintahan," sambung Burns.
Dalam presentasinya, Burns mengatakan, sudah ada upaya beberapa negara bagian AS untuk meningkatkan partisipasi anak muda, salah satunya dengan memberikan pendidikan sejak dini.
Menurutnya, AS mulai berhasil dengan cara itu. Pasalnya, saat ini para generasi muda negara adidaya itu bisa bersuara terkait putusan politik yang mungkin dapat mempengaruhi kehidupan mereka.
Dikutip dari berbagai media, salah satu masalah yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat adalah mengenai pinjaman mahasiswa.
Dalam kesempatan yang sama, Komandan Pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Arief Rosyid Hasan mengatakan, cukup sulit dalam mengajak anak muda 'melek politik'. Namun, timnya tak kehilangan akal, sehingga mencoba masuk ke kalangan akar rumput, bahkan hingga ke komunitas, misalnya komunitas pecinta kucing.
"Anak muda ini punya idealisme sendiri. Dan kami mengajak anak muda untuk menjadi pengawal pemilu itu, sehingga mereka merasa dilibatkan, dan nantinya mereka yang akan menjalaninya," ujarnya.
Sementara Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI Eva Kusuma Sundari mengatakan, peran anak muda tak hanya sebatas sebagai pemilih saja. Namun, mereka harus menjadi 'pengawal' janji kampanye untuk masa depan bangsa.
"Saya mengharapkan anak muda Indonesia bisa menjaga agar pemilu semakin berintegritas, semakin inklusif di masa yang akan datang. Dan peran anak muda sangat penting untuk mencapai Indonesia yang lebih baik," pungkasnya.
Baca juga: Mantap! Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan Raksasa Teknologi di Silicon Valley