Ilustrasi, Gedung Pertamina. Foto: dok Pertamina.
Faustinus Nua • 9 August 2024 13:10
Jakarta: Sebagai perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero) menghadapi tantangan trilema energi, yakni memastikan produksi migas nasional berjalan optimal demi mewujudkan ketahanan energi (energy security) dan menjamin keterjangkauan harga (energy affordability), sekaligus menerapkan prinsip keberlanjutan (environmental sustainability).
Untuk menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina terus mengupayakan produksi dari sisi hulu sesuai target pemerintah. Di sisi lain, pemerintah juga berkomitmen memangkas emisi gas rumah kaca dan mewujudkan target net zero emission (NZE) pada 2060. Salah satunya melalui pengurangan emisi dari sektor energi.
Pertamina menjawab tantangan trilema energi tersebut dengan menerapkan dua strategi. "Pertama, memaksimalkan bisnis eksisting kami. Kedua, meningkatkan pengembangan produk rendah karbon," kata Vice President Sustainability Program, Rating & Engagement Pertamina Indira Pratyaksa dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Agustus 2024.
Pertamina memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat dengan meningkatkan produksi migas, namun pada saat yang sama diharapkan menekan emisi karbon dan mulai bergeser ke energi baru dan terbarukan. Sebuah tantangan yang tak mudah. Maka dari itu, untuk menjawab tantangan tersebut, dua strategi Pertamina itu harus dijalankan secara bersama.
"Ini bukan pilihan. Dua strategi itu adalah keharusan dalam menghadapi trilema energi," ujar Indira.
Baca juga: Pertamina Jadi Penyumbang Setoran Pajak Terbesar di Indonesia |