Konklaf 2025 Jadi yang Pertama dalam Sejarah Diikuti Lebih dari 120 Kardinal

Lebih dari 120 kardinal akan memberikan suaranya memilih Paus baru. Foto: Vatican News

Konklaf 2025 Jadi yang Pertama dalam Sejarah Diikuti Lebih dari 120 Kardinal

Fajar Nugraha • 6 May 2025 09:39

Vatikan: Konklaf Vatikan tahun 2025 mencatat sejarah baru: untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja Katolik, jumlah kardinal yang berhak memilih paus melebihi batas resmi 120 orang, sebagaimana ditetapkan dalam Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis (UDG). Sebanyak 133 kardinal pemilih telah dikonfirmasi akan berpartisipasi dalam proses pemilihan penerus Tahta Suci minggu depan.

Aturan batas 120 pemilih pertama kali ditetapkan oleh Paus Paulus VI pada 1975 melalui dokumen Romano Pontifici Eligendo. Meski dikukuhkan kembali oleh Paus Yohanes Paulus II, tradisi itu kerap dilampaui oleh para paus setelahnya, termasuk Benediktus XVI dan Fransiskus.

Preseden Historis melampaui batas

Dalam sejarah modern, beberapa konsistori telah mencatat jumlah kardinal pemilih yang melebihi 120. Paus Yohanes Paulus II mencatat empat momen seperti ini, termasuk konsistori Oktober 2003 dengan 134 pemilih. Paus Benediktus XVI mencatat dua kali pelampauan, yakni pada 2010 dan 2012, dengan hingga 125 pemilih.

Namun, tak satu pun dari periode itu berlangsung bersamaan dengan konklaf. Setiap konklaf sebelumnya tetap digelar dengan jumlah pemilih di bawah atau tepat 120.

Paus Fransiskus, dalam 10 konsistori yang digelar sejak 2014, secara konsisten menunjuk lebih dari 120 kardinal pemilih. Konsistori terakhir pada Desember 2024 menghasilkan 140 pemilih, jumlah tertinggi dalam sejarah.

Meski pelampauan ini sering dianggap sebagai dispensasi diam-diam, pernyataan resmi dari College of Cardinals pada 30 April 2025 menegaskan bahwa semua 133 kardinal memiliki hak suara sah. Pernyataan itu mengacu pada Pasal 36 Universi Dominici Gregis, yang menyatakan bahwa setiap kardinal yang telah ditetapkan dalam konsistori memiliki hak memilih Paus, kecuali telah dikeluarkan secara kanonik atau mengundurkan diri dengan persetujuan Paus.

Dengan keputusan ini, konklaf mendatang menjadi preseden baru dalam tradisi elektoral Gereja Katolik. Ini juga mencerminkan pola kepemimpinan Paus Fransiskus yang menekankan inklusivitas dan perluasan perwakilan dari berbagai belahan dunia.

Hingga kini, belum ada indikasi siapa yang menjadi kandidat unggulan. Namun, dinamika pemilihan bisa menjadi lebih kompleks dengan bertambahnya jumlah pemilih yang melibatkan beragam latar belakang budaya, usia, dan visi teologis.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)