Ilustrasi Jepang. Foto: Unsplash.
Eko Nordiansyah • 9 April 2025 16:38
Jakarta: Jepang mencatat angka kebangkrutan bisnis tertinggi dalam 11 tahun terakhir pada tahun fiskal 2024. Menurut laporan Tokyo Shoko Research, jumlah perusahaan yang bangkrut melampaui 10 ribu kasus untuk pertama kalinya sejak 2013, dengan total 10.144 kebangkrutan naik 12,1 persen dari tahun sebelumnya.
Melansir laman Xinhua, Rabu, 9 April 2025, kenaikan angka kebangkrutan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk:
1. Kekurangan tenaga kerja: Perusahaan kecil dan menengah (UKM), yang menyumbang 89,4 persen dari total kebangkrutan, kesulitan mempertahankan operasional akibat kurangnya pekerja.
2. Kenaikan harga bahan baku: Biaya produksi yang melonjak menyebabkan 700 perusahaan gulung tikar, meningkat 2,0 persen dari tahun sebelumnya.
3. Berakhirnya insentif pandemi: Berkurangnya dukungan pemerintah, seperti penangguhan pajak selama covid-19, membuat banyak UKM tidak mampu bertahan.
Baca juga:
Saham Apple Merosot ke Level Terendah Imbas Tarif Trump |