Agung Aswamedha. Istimewa
Al Abrar • 26 June 2025 19:22
Jakarta: Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) didorong menjadi kekuatan dalam ekosistem kolaboratif yang produktif dan berdampak. Hal itu dinilai penting untuk membangun koneksi alumni sebagai kekuatan bersama.
“IA-ITB harus menjadi rumah bersama, bukan sekadar jejaring pasif. Saya mengalami sendiri bagaimana alumni bisa menjadi kekuatan yang menyelamatkan di masa sulit,” kata Calon Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) periode 2025–2029, Agung Aswamedha dalam acara Hearing Nusantara IA-ITB yang digelar Rabu, 24 Juni 2025 di Auditorium Graha PGAS, Jakarta Barat.
Dalam forum yang menjadi bagian akhir dari rangkaian menuju Pemilu IA-ITB 2025 tersebut, Agung menekankan pentingnya membangun koneksi alumni sebagai kekuatan bersama, dengan mengusung visi “Ekosistem #CuanBersamaAlumni yang produktif, kolaboratif, dan berdampak nyata untuk memberi kontribusi strategis bagi #CuanUntukNegeri.”
Agung, yang kini menjabat Direktur Riset dan Pengembangan di perusahaan teknologi Sangkuriang Internasional, menegaskan bahwa IA-ITB ke depan harus menjadi wadah kolaborasi lintas sektor. Ia memaparkan rencana pembangunan Ganesha Tower, yang akan menjadi pusat aktivitas alumni, melalui dua skema:
Akuisisi gedung delapan lantai di Jakarta, ditargetkan beroperasi akhir 2025. Pembangunan gedung tujuh lantai di atas lahan 4.000 meter persegi di Jl. Sulanjana, Bandung.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya pelibatan alumni muda, khususnya angkatan 2010-an, dengan menyiapkan ruang kolaborasi seperti co-working space dan café alumni di Jakarta dan Bandung. Kesehatan mental juga disebut sebagai isu strategis yang akan mendapat perhatian dalam program IA-ITB ke depan.
“Banyak alumni ITB seperti superhero yang jalan sendiri-sendiri. Tugas kita adalah menyatukan mereka dalam satu misi, seperti Avengers,” kata alumni Fisika ITB angkatan 2002 ini.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, yang juga alumni ITB, turut memberikan dukungan dalam bentuk pesan video. Ia mendorong IA-ITB menjadi solusi konkret bagi para alumninya dan berkontribusi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Moderator acara, Audist Subekti (KI’80), mengapresiasi keterbukaan para kandidat. Ia menegaskan pentingnya realisasi dari gagasan yang ditawarkan. “Eksekusi adalah kunci. Jangan hanya jago kandang. Alumni ITB harus punya daya saing di kancah nasional dan global,” tegasnya.
Menutup paparannya, Agung menegaskan pentingnya kebersamaan dalam membangun kekuatan alumni. “Ini bukan soal menang atau kalah. Siapapun yang terpilih nanti, kita harus bergerak bersama,” ucapnya.
Pemungutan suara Pemilu IA-ITB akan digelar pada 28 Juni 2025. Seluruh alumni diundang untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan arah organisasi lima tahun ke depan.