Negosiasi Buntu, Diplomat Eropa dan Iran Gagal Cegah Sanksi PBB

Iran gagal capai kesepakatan dengan tiga negara Eropa untuk hindari sanksi PBB. Foto: Anadolu

Negosiasi Buntu, Diplomat Eropa dan Iran Gagal Cegah Sanksi PBB

Fajar Nugraha • 27 August 2025 14:50

Jenewa: Perwakilan dari tiga negara Eropa (E3), Prancis, Jerman, dan Inggris gagal mencapai kesepakatan dengan Iran terkait cara menghindari sanksi PBB. Diskusi ini berlangsung di Jenewa, pada Selasa, 26 Agustus, beberapa hari sebelum batas waktu yang ditetapkan.

Pertemuan antara negara-negara E3 dan Iran diumumkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, pada Senin, 25 Agustus. Pembicaraan tersebut menyusul pertemuan sebelumnya antara Eropa dan Iran di Istanbul pada 25 Juli lalu.

Seorang diplomat yang mengetahui pertemuan tersebut mengatakan, bahwa perundingan berakhir tanpa hasil akhir. Upaya untuk menemukan solusi akan terus dilanjutkan sebelum tenggat waktu akhir bulan ini untuk mengaktifkan mekanisme snapback dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pengaktifan kembali sanksi ini akan memulihkan sanksi PBB yang berlaku sebelum kesepakatan 2015, termasuk embargo senjata konvensional, pembatasan rudal balistik, pembekuan aset, larangan bepergian, dan larangan memproduksi teknologi terkait nuklir.

Awal tahun ini, negara-negara Eropa sepakat dengan AS untuk menetapkan batas waktu akhir Agustus sebagai tenggat waktu untuk mengaktifkan mekanisme snapback, jika Iran gagal memenuhi beberapa syarat. Syarat tersebut meliputi, dimulai kembali negosiasi dengan AS, pemberian akses bagi inspektur nuklir PBB ke situs nuklir, dan pertanggungjawaban atas lebih dari 400 kilogram uranium yang sangat diperkaya.

Mekanisme snapback memungkinkan sanksi PBB diberlakukan kembali oleh pihak mana pun dalam kesepakatan nuklir 2015, tanpa bisa diveto oleh anggota Dewan Keamanan PBB, seperti Rusia dan Cina. Akan tetapi, Iran menuduh Eropa tidak memiliki dasar hukum untuk melakukan itu karena Eropa gagal memenuhi kesepakatan setelah AS keluar pada 2018.

Untuk mencegah pengembatan senjata atom, kekuatan dunia dan Iran mencapai kesepakatan pada tahun 2015. Iran setuju membatasi pengayaan uranium untuk tujuan tenaga nuklir, sebagai imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Inspektur PBB ditugaskan untuk memantau program nuklir tersebut. Sementara itu, Iran diizinkan memperkaya uranium hingga 3,67 persen kemurnian, mempertahankan stok 300 kilogram uranium, dan hanya diizinkan menggunakan sentrifugal IR-1 dasar.

Kekhawatiran negara-negara Eropa terhadap program nuklir Iran semakin besar, sejak Teheran menghentikan semua kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). 

Kondisi ini membuat masyarakat internasional semakin tidak memiliki informasi tentang status kegiatan nuklir Iran, termasuk cadangan uranium yang diperkaya hingga 60 persen kemurnian. level ini hanya selangkah lagi dari kadar tingkat senjata sebesar 90 persen.

Iran telah lama bersikeras, bahwa programnya untuk tujuan damai, walaupun menjadi satu-satunya negara non-nuklir yang memperkaya uranium hingga level tersebut. AS, IAEA, dan pihak lain menyatakan Iran memiliki program senjata nuklir hingga 2003.

(Kelvin Yurcel)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)