Mengenal Benda Benda Langit: Komet, Asteroid, Meteoroid, Meteor, dan Meteorit Ilustrasi Medcom.id.
Lukman Diah Sari • 8 October 2025 09:25
Bone: Tepat 16 tahun lalu, atau pada 8 Oktober 2009, warga Bone, Sulawesi Selatan, dikejutkan dengan ledakan dahsyat hingga menggetarkan jendela rumah. Ledakan itu juga diiringi kilatan cahaya di langit yang menyilaukan.
Apa yang terjadi?
Ternyata, sebuah
meteor berukuran sekitar 10 meter meledak di atmosfer, tepat di atas langit Bone. Ledakan itu menyebabkan dentuman setara dengan 50 kiloton TNT. Peristiwa yang terjadi pukul 11.30 Wita ini membuat warga panik.
Melansir
Tempo, Badan Antariksa Amerka Serikat (NASA) mengatakan meteor yang meledak di Bone itu kekuatannya tiga kali bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima atau 50 ribu ton TNT (bahan pembuat bom).
Untunglah, ledakan meteor itu tak menyebabkan kerusakan massal. Menurut pakar astronomi, Peter Brown dari University Western Ontario, Kanada, kehancuran tak terjadi karena meteor meleduk pada ketinggian 15 sampai 20 kilometer di atas bumi.
Menurut data NASA dan Jet Propulsion Laboratory (JPL), meteor yang meledak di Bone diperkirakan memiliki kecepatan lebih dari 20 km per detik saat memasuki atmosfer bumi. Meski tergolong kecil dibandingkan asteroid besar lainnya, energi kinetiknya sangat besar karena kecepatannya yang luar biasa.
Mengutip Kompas, Thomas Djamaluddin, yang saat itu merupakan Astrofisikaswan LAPAN, mengatakan, asteroid yang jatuh di Bone merupakan asteroid pertama di Indonesia yang berhasil teridentifikasi ukuran dan daya ledaknya pasca-peristiwa ledakannya terjadi. Thomas menyebut di Indonesia pernah dua kali terjadi peristiwa ledakan asteroid.
*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.