Anggota Komisi IX DPR RI Obet Rumbruren. Istimewa
Al Abrar • 5 June 2025 16:33
Manokwari: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan utama dalam sosialisasi yang digelar di Asrama Mahasiswa Sorong, Distrik Amban, Manokwari, Senin (2/6). Program nasional ini merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah Papua Barat.
Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Obet Rumbruren, Anggota DPRK Manokwari Trisep Kambuaya, serta perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), Muhammad Suhud.
Dalam sambutannya, Obet Rumbruren menegaskan komitmennya untuk mendorong keberhasilan program MBG di Tanah Papua, di tengah sejumlah penolakan yang sempat mencuat. Ia menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto untuk mencerdaskan anak bangsa melalui pemenuhan gizi bagi peserta didik, ibu hamil, dan ibu menyusui.
"Program makan bergizi gratis ini adalah bentuk nyata keberpihakan negara kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Harus ada pemisahan yang jelas antara alokasi APBN, APBD, dan dana khusus untuk kedua sektor tersebut," ujar Obet.
Obet juga membagikan pengalamannya membantu masyarakat Papua dalam mengakses layanan kesehatan melalui posisinya di Komisi IX.
Sementara itu, perwakilan BGN, Muhammad Suhud, memaparkan perkembangan pelaksanaan program MBG di Papua Barat. Menurutnya, dari target 16 dapur gizi yang direncanakan di provinsi tersebut, saat ini baru empat dapur yang beroperasi, semuanya berada di wilayah kota.
"Masih banyak kendala di lapangan, salah satunya adalah pemahaman masyarakat terkait standar pembangunan dapur gizi. Setiap dapur harus mampu melayani 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat," jelas Suhud.
BGN yang baru dibentuk pada 8 Agustus 2024 telah menyiapkan sekitar 2.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan hampir 1.700 dapur gizi aktif di seluruh Indonesia. Tahun ini, BGN menargetkan 82 juta penerima manfaat dari program MBG.
Suhud juga mengungkapkan, saat ini BGN tengah melatih 32.000 Kepala Dapur SPPG yang ditargetkan selesai Agustus mendatang. Setiap dapur nantinya akan mempekerjakan 45 hingga 50 relawan lokal dengan gaji harian.
"Anggaran kami tahun ini mencapai Rp71 triliun dan akan ditambah di semester kedua. Untuk tahun depan, anggaran mencapai Rp261 triliun," ujarnya.
Program ini menyasar peserta didik dari PAUD hingga pesantren, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Selain peningkatan asupan dan pengetahuan gizi, program ini juga ditujukan untuk menurunkan angka putus sekolah, mendorong prestasi siswa, dan memajukan ekonomi lokal melalui pemanfaatan pangan lokal dan keterlibatan UMKM.
Suhud menambahkan bahwa proses verifikasi lokasi dan mitra dapur masih berlangsung untuk memastikan keamanan dan kualitas layanan pangan. Ia berharap keterlibatan masyarakat dapat mempercepat pencapaian target dan keberhasilan program MBG di Papua Barat.