Jemaah haji di Arab Saudi yang dihantui suhu panas. Foto: Arab News
Fajar Nugraha • 5 June 2025 13:09
Makkah: Lebih dari satu juta jemaah bersiap untuk mengikuti ibadah penting bagi umat Muslim di bawah terik matahari yang dimulai pada Rabu, 4 Juni 2025 di Arab Saudi. Pihak berwenang berusaha keras untuk menghindari insiden lebih dari 1.000 kematian di tahun lalu akibat panas yang terik.
Sekitar 1,5 juta jamaah tiba di Arab Saudi menjelang haji dimulai, salah satu dari lima rukun Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali oleh para Muslim yang mampu. Dalam suhu yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 derajat Celsius, para jamaah akan bertawaf mengelilingi Ka'bah, bangunan tersuci Islam berbentuk kubik hitam di tengah Masjidil Haram Makkah.
Para peziarah yang tiba dengan bus sudah mulai berdatangan ke Mina pada Selasa sore, disambut baik oleh staf yang menawarkan kopi dan kurma.
“Saya sangat senang, ini perasaan yang luar biasa,” kata Reem al-Shogre, warga negara Saudi yang menunaikan haji untuk pertama kalinya, seperti dikutip AFP, Kamis 5 Juni 2025.
Untuk mengatasi dampak suhu terik ini, pihak berwenang Arab telah melakukan tindakan, seperti naungan tambahan untuk menghindari terulangnya kejadian tahun lalu, ketika 1.301 orang meninggal karena suhu mencapai 51,8 derajat Celsius. Pihak berwenang juga telah memobilisasi lebih dari 40 lembaga pemerintah dan 250.000 pejabat, menggandakan upaya terhadap dampak panas.
Area teduh diperluas hingga 50.000 meter persegi, ribuan petugas medis tambahan akan bersiaga, dan lebih dari 400 unit pendingin akan dikerahkan, kata menteri haji Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, kepada AFP. Teknologi kecerdasan buatan juga akan membantu melacak banjir data dan rekaman, termasuk video dari armada pesawat nirawak baru untuk mengelola kerumunan besar.
Pihak berwenang mengatakan bahwa sebagian besar kematian tahun lalu terjadi di antara jamaah haji tak terdaftar yang tidak memiliki akses ke tenda dan bus ber-AC. Tahun ini, mereka telah meningkatkan tindakan keras terhadap jamaah haji tak terdaftar dengan lebih sering melakukan penggerebekan, pengawasan drone, dan rentetan peringatan.
Izin haji sendiri dialokasikan ke negara-negara berdasarkan kuota dan didistribusikan kepada individu melalui undian. Namun, bahkan bagi mereka yang dapat memperolehnya, biaya yang mahal mendorong banyak orang berhaji tanpa izin, meskipun berisiko ditangkap dan dideportasi.
Kerumunan besar jemaah terbukti berbahaya terutama pada 2015 ketika terjadi penyerbuan selama ritual melempar jumrah di Mina yang menewaskan 2.300 orang. Arab Saudi sendiri telah memperoleh miliaran dolar setiap tahun dari haji, dan ibadah umrah—yang dilakukan pada waktu-waktu lain dalam setahun.
(Nada Nisrina)