Penampilan Ririen Suryo dengan tas Hermès Rp550 juta menuai kritik. Netizen menilai tak peka di tengah ekonomi sulit
23 September 2025 20:12
Penampilan Ririen Suryo dengan tas mewah Hermès yang ditaksir bernilai sekitar Rp550 juta memicu kritik warganet. Di tengah tekanan ekonomi, simbol kemewahan dianggap beroptik buruk dan tidak menunjukkan kepekaan sosial.
Jakarta — Kemunculan Ririen Suryo, istri mantan Menpora Roy Suryo, dengan tas mewah Hermès yang ditaksir bernilai sekitar Rp550 juta memicu gelombang komentar di media sosial. Banyak warganet menilai pilihan aksesori ultra-premium itu tidak menunjukkan kepekaan terhadap kondisi ekonomi yang tengah menekan sebagian masyarakat.
Rangkaian komentar yang menguat di linimasa senada: harga kebutuhan pokok meningkat, daya beli melemah, dan banyak keluarga menahan belanja. Dalam konteks tersebut, penampakan barang mewah berharga setengah miliar rupiah dipandang bertolak belakang dengan suasana batin publik, sehingga menimbulkan kesan jarak dan privilese.
Hermès—terutama lini Birkin dan Kelly—dikenal langka dan berharga tinggi. Di Indonesia, banderol ratusan juta hingga miliaran rupiah bukan hal asing bergantung model, material, kondisi, dan kelangkaan. Karena statusnya, tas ini jarang dibaca netral; ia kerap berfungsi sebagai penanda status sosial yang mencolok.
Pengamat komunikasi kerap menyoroti bahwa di ruang publik, gaya pribadi berubah menjadi pesan sosial. Ketika situasi ekonomi sedang sensitif, simbol kemewahan dapat memicu persepsi ketidakpekaan. Satu foto yang viral mudah mengunci narasi negatif dan menimbulkan biaya reputasi yang tidak kecil—terlebih jika momen tampilnya berkaitan dengan acara publik atau seremonial.
Setiap orang memiliki hak mengekspresikan gaya. Namun publik berharap figur—termasuk keluarga figur—membaca rasa tempat dan waktu. Dalam masa sulit, sinyal kemewahan yang menonjol berisiko memperlebar jarak persepsi dengan audiens luas.
Polemik tas Hermès Rp550 juta pada akhirnya tidak semata-mata perkara mode, melainkan ujian empati. Di mata banyak warganet, pesan yang tersampaikan adalah optik yang salah di momen yang salah. Kehati-hatian memilih simbol menjadi kunci agar komunikasi publik tidak tersandera oleh persepsi negatif.
Catatan redaksi: Nilai Rp550 juta merupakan estimasi wajar untuk tas Hermès tertentu di pasar Indonesia. Artikel ini tidak menyimpulkan model spesifik tas yang digunakan.