64 Ekor Sapi di Tasikmalaya Mati karena Terjangkit PMK

Petugas pasar hewan Manonjaya berupaya melakukan penyemprotan kandang dengan cairan disinfektan agar serangan PMK dapat dicegah. Media Indonesia/ Kristiadi

64 Ekor Sapi di Tasikmalaya Mati karena Terjangkit PMK

Media Indonesia • 16 January 2025 14:18

Tasikmalaya: Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terus bertambah menyebabkan 122 ekor hewan ternak berupa sapi mengalami kematian dan dipotong paksa. Penyebaran kasus tersebut merebak dan menyerang hewan ternak milik petani menyebabkan 518 ekor sapi positif.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, mengatakan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim unit reaksi cepat (URC) pada Diskanak kembali menemukan kasus PMK tersebar di 16 Kecamatan dan untuk jumlahnya setiap terus bertambah. Namun penyakit mulut dan kuku (PMK) tercatat 64 ekor mati, 58 ekor sapi potong paksa, 518 ekor positif dan 21 ekor sembuh.

"Untuk kasus kamatian PMK yang terjadi di wilayahnya adanya peningkatan mencapai 64 ekor dan potong paksa 58 ekor. Akan tetapi, petugas telah berupaya melakukan vaksinasi mencapai 10 ribu ekor di tahun 2024 dengan jumlah 140 dosis dan 2025 dengan 433 dosis melakukan pengobatan 439 ekor sapi, disinfektan kandang yang tersebar di 79 lokasi hingga memberikan penyuluhan dan edukasi pada peternak 135 kali," kata Tatang, Kamis, 16 Januari 2025.
 

Baca: Pemerintah Target 170 Ribu Dosis Vaksin PMK untuk Hewan Ternak di Bali
 
Dia mengatakan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi di wilayahnya sudah menyebar di 16 Kecamatan dan awalnya terjadi 2024 di Desa Cikawungading, Cipanas, Ciheras, Kertasari, Kecamatan Cipatujah di bulan Desember 2024.

Akan tetapi, untuk populasi hewan ternak sapi di wilayahnya paling banyak mencapai 45 ribu ekor dan petugas terus melakukan pemeriksaan dengan memberi vaksin serta vitamin jumlahnya ada 433 dosis bantuan Kementrian Pertanian.

"Kasus PMK yang terjadi sudah menyebar dan menyerang peternak Cipatujah, Salopa, Bantarkalong, Bojongasih, Karangnunggal, Cikatomas, Gunung Tanjung, Jatiwaras, Jamanis, Manonjaya, Padakembang, Parungponteng, Sukarame, Singaparna, Sukaraja, Sariwangi. Namun, penyebaran ini menyebabkan 64 ekor mati, 58 ekor dipotong paksa, 518 ekor sapi positif PMK disebabkan oleh virus dengan gejala ternak mengeluarkan leleran dari mulut berlebih, lepuh di mulut dan kuku," jelasnya.

Menurutnya penyebaran kasus PMK yang terjadi membuat pasar hewan, Kecamatan Manonjaya ditutup mulai dari tanggal 14-27 Januari 2025 setelah satu ekor sapi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga akan dilakukan upaya sterilisasi dengan penyemprotan cairan disinfektan. Namun, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Kabupaten Tasikmalaya sudah menyiapkan vaksin bantuan Kementrian dan Pertanian jumlahnya 1.000 dosis untuk 1.000 ekor sapi.

"Hewan bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK) akan langsung melakukan upaya penanganan agar penyakit tidak menular kepada hewan lainnya dengan diisolasi dan suntik vaksin, pemberian, vitamin. Petugas terus melakukan pengobatan pada ternak sakit, penerapan bio security, mencegah penyebarluasan virus melalui komunikasi informasi, edukasi, kepada masyarakat agar mereka tidak panik dan meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)