Pengurangan Jumlah Petugas Diprediksi Jadi Tantangan Haji Tahun Ini

Ilustrasi haji. Foto: Dok Kemenag

Pengurangan Jumlah Petugas Diprediksi Jadi Tantangan Haji Tahun Ini

Despian Nurhidayat • 17 January 2025 15:16

Jakarta: Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj mengatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 M/ 1446 H diprediksi akan berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan. Salah satu yang paling krusial adalah kebijakan pengurangan jumlah petugas haji dari pemerintah Arab Saudi yang sangat drastis

Padahal, tahun lalu jumlah petugas haji sekitar 4.200 orang. Namun jumlahnya dipangkas menjadi 50 persen sehingga tahun ini hanya akan ada sekitar 2.100 an orang petugas atau sekitar satu persen dari jumlah jemaah. 

“Jumlah tersebut tentu sangat tidak ideal dengan jumlah kuota jemaah yang akan diterbangkan 221 ribu orang, sehingga akan menjadi tantangan tersendiri dalam penyelenggaran ibadah haji. Manakala belum dikurangi saja jumlah petugas masih belum cukup, apalagi ini dikurangi. Soal ini akan menjadi titik krusial,” ungkapnya, Jumat, 17 Januari 2025. 

Alasan pengurangan petugas menurut informasi karena Arab Saudi ingin melakukan penguatan rasio jumlah petugas dengan mengoptimalisasikan layanan digital. Jika disimulasikan dengan hitungan tersebut, maka rasio pendampingan menjadi 1 petugas untuk 100 jemaah. 
 

Baca juga: 

Menag Pastikan Persiapan Layanan Haji di Arab Saudi Sudah Hampir Selesai



Sementara pada kuota normal 221 jemaah dengan 4.200 petugas, rasionya adalah 1 petugas dapat melayani 50 jemaah. Dengan asumsi itu, per kloter (kelompok terbang) yang berjumlah 300 atau 400 jemaah hanya akan didampingi 3 petugas.  Kondisi ini tentu sedikit banyak akan berpotensi berpengaruh terhadap layanan dan kelancaran haji. 

Berkurangnya jumlah petugas berpotensi menimbulkan persoalan muncul terutama pada saat menjelang, puncak dan pasca puncak haji terutama di kawasan Armuzna yang jika kekurangan petugas dapat menyebabkan jemaah tersesat karena tercerai berai dari rombongannya. Layanan juga tidak terdistribusi dengan baik. Tidak semua jemaah memahami medan di tanah suci dan mampu mengoperasikan layanan digital, apalagi bagi kalangan lansia. Terlebih pasca Armuzna stamina petugas biasanya juga menurun.

“Oleh sebab itu, pemerintah mesti terus berusaha keras meyakinkan pihak Arab Saudi agar kebijakan pengurangan petugas bisa ditinjau ulang dimana jemaah haji Indonesia memiliki latar belakang yang sangat beragam,” kata dia. 

Jika akhirnya kebijakan tersebut tidak berubah, maka para petugas dan perangkat terkait harus bekerja sangat keras dari level petugas pusat, petugas daerah, KBIHU, ketua rombongan (karom), ketua regu (karu), daker (daerah kerja), hingga seksus (sektor khusus). Petugas yang direkrut harus mereka benar-benar sehat, secara fisik sangat kuat dan memahami medan di tanah suci serta faham betul manasik haji.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)