Mendorong Daya Saing Indonesia di Ekonomi Global

Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid (kiri) bersama COO IBC William Sabandar (kanan). Foto: Metrotvnews.com/Laura Oktaviani Sibarani.

Mendorong Daya Saing Indonesia di Ekonomi Global

Ade Hapsari Lestarini • 13 February 2025 12:11

Jakarta: Indonesia Business Council (IBC) akan memperkuat daya saing Indonesia di kancah ekonomi global. Oleh karena itu, strategi yang komprehensif untuk pertumbuhan ekonomi yang kompetitif dan produktif sangat penting.

"Ini bukan hanya soal asesmen bisnis semata, melainkan wadah kolaborasi antara swasta, pemerintah, pakar, dan pemangku kepentingan lainnya," ujar Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid, saat konferensi pers, dikutip Kamis, 13 Februari 2025.

Tujuannya adalah mendorong regulasi yang kompetitif, program investasi yang tepat sasaran, dan ekosistem bisnis yang kuat.

Indonesia, menurut Arsjad, memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama, bukan hanya sebagai pasar, dalam ekonomi global. IBC fokus pada kebijakan berbasis riset untuk memperkuat daya saing industri, serta mendorong regulasi yang pro-bisnis dan pro-kesejahteraan.

"Kita harus bicara berdasarkan data," tegasnya, seraya menekankan pentingnya riset sebagai kunci pengambilan keputusan. IBC juga berkomitmen untuk inklusif, mengajak berbagai pihak untuk berkontribusi.

Konferensi IBC bertema "A New Era of High Growth and Prosperity" yang akan diadakan pada 18-19 Februari di Hotel Shangri-La, Jakarta merupakan kunci, menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen.


Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid. Foto: dok pribadi.

 

Baca juga: Tarif Trump Dikhawatirkan Picu Perdagangan Dunia Jeblok seperti Era 1930-an
 

Optimalisasi sektor industri


Investasi menjadi kunci untuk mencapai target tersebut, mendorong pembangunan industri dan menciptakan lapangan kerja. Konferensi ini akan membahas berbagai sektor industri dan strategi untuk mengoptimalkannya.

Selain pertumbuhan ekonomi, IBC juga menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan. Arsjad menyinggung pentingnya "pusat peralihan" (mungkin dimaksudkan sebagai pusat pertumbuhan atau transformasi) yang berfokus pada efisiensi pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan (food security), dan ketahanan energi (energy security).

"Transisi energi juga menjadi fokus penting, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Aspek lingkungan juga menjadi perhatian utama," kata dia.

IBC juga akan membahas pentingnya bonus demografi Indonesia, dengan menekankan pentingnya investasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.

Arsjad menekankan pentingnya membangun kepercayaan investor melalui efisiensi pemerintahan dan regulasi yang jelas. Kolaborasi regional juga menjadi kunci, dengan memperkuat kerja sama antar negara ASEAN.

"Kompetisi itu baik, tapi kolaborasi jauh lebih penting," kata Arsjad.

Konferensi ini terbuka untuk para peneliti, pemangku kepentingan, dan pemerintah. IBC berharap konferensi ini dapat mendorong perubahan positif bagi Indonesia. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)