Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 10 September 2025 17:27
Jakarta: Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan transformasi digital di Indonesia berkembang pesat, dimana hingga 2024 lebih dari 220 juta masyarakat Indonesia telah terhubung ke internet.
"Ini menjadikan kita salah satu komunitas digital terbesar di dunia. Nilai ekonomi digital Indonesia bahkan diperkenalkan mencapai USD109 miliar pada 2025, terbesar di Asia Tenggara," ujar Kartika dalam acara Digital Resilience Summit 2025 di Gedung Peruri, Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 10 September 2025.
Di balik potensi tersebut, lanjut Kartika, banyak ancaman, perubahan, dan risiko yang timbul seperti masifnya serangan siber yang menargetkan sektor-sektor perbankan, kesehatan, energi, hingga pemerintahan.
Jika tidak ditangkal dengan naik, Kartika menyebut ancaman tersebut dapat mengganggu situs lembaga dan perusahaan yang berpotensi menimbulkan risiko reputasi dan risiko keuangan.
"Kita sepakat membangun ekosistem digital dan infrastrukturnya bersama-sama. Jadi kita harus lebih siap dari serangan yang terjadi di masa depan," ucap Kartika.
Perkuat ketahanan digital nasional
Terkait upaya menangkal serangan siber dengan membangun ekosistem dan infrastruktur digital secara bersamaan, Peruri bersama Xynexis menyelenggarakan Digital Resilience Summit 2025 pada 10-11 September 2025 di Jakarta.
Acara ini bertujuan untuk mengumpulkan para pemimpin industri, pembuat kebijakan, dan pakar teknologi guna membahas isu-isu paling penting terkait Cyber Security, Artificial Intelligence (AI), Quantum Computing, dan Privasi Data.
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan Digital Resilience Summit 2025 adalah platform strategis untuk memposisikan Peruri sebagai pemimpin dalam ekosistem teknologi dan keamanan siber Indonesia serta sebagai pionir dalam
transformasi digital yang lebih aman dan efisien.
Dwina menyampaikan perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya di bidang keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum, menghadirkan tantangan sekaligus peluang besar bagi berbagai sektor.
"Era disrupsi digital yang kompleks dan penuh risiko ini menuntut pendekatan strategis serta kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat ketahanan digital nasional," ujar Dwina.
Dalam upaya mendorong kolaborasi lintas sektor di era transformasi digital, ucap Dwina, Peruri yang bergerak bidang teknologi keamanan tinggi bersama PT Xynexis International menghadirkan forum strategis tingkat nasional yang mempertemukan pemimpin sektor publik, industri, dan teknologi untuk membahas serta merumuskan langkah nyata menghadapi era transformasi digital yang disruptif.
"Summit ini menjadi simbol komitmen kolektif dalam membangun kesiapan digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan tangguh," lanjut Dwina.
CEO PT Xynexis International Eva Noor menyampaikan acara bertajuk 'Integrating Cybersecurity, AI, Quantum & Privacy for Enterprise Resilience' akan membahas cara-cara untuk meningkatkan ketahanan digital di Indonesia melalui kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta inovasi dalam teknologi canggih.
Eva mengatakan Xynesis bersama Peruri memandang ketahanan digital Indonesia menjadi fokus utama dalam meningkatkan nilai kompetitif digital Indonesia di kancah global. "Keamanan siber atau teknologi AI ada peluang, ada ancaman juga. Jadi kita mau tahu sejauh mana Indonesia sudah siap," ucap Eva.
(Digital Resilience Summit 2025. Foto: Istimewa)
Transformasi digital menjadi sebuah keharusan
Deputi II Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mayor Jenderal TNI, Bondan Widiawan menyampaikan transformasi digital adalah sebuah keharusan, bukan pilihan. Jika tidak mengikuti perkembangan ini, makan akan ketinggalan relevansi.
"Quantum adalah sebuah teknologi masa depan yang menggunakan algoritma yang berbeda, yang tahan dari serangan-serangan siber," terang Bondan.
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko juga menekankan, Indonesia perlu bertransformasi dari bangsa penikmat teknologi menjadi bangsa penghasil teknologi.
"Hal itu untuk menciptakan ekosistem inovasi di bidang teknologi serta mengembangkan data sebagai sumber daya penting untuk kemajuan bangsa," tegas dia.