Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Insi Nantika Jelita • 11 March 2025 10:21
Jakarta: Ekonom PT Panin Sekuritas Tbk Felix Darmawan berpandangan penurunan peringkat saham Indonesia menunjukkan kekhawatiran investor mengenai serangkaian kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Utamanya, mengenai efisiensi anggaran pemerintah.
Bank investasi global, Goldman Sachs Group Inc. menurunkan peringkat saham Indonesia dari sebelumnya overweight ke market weight. Serta, menaikkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari 2,5 persen menjadi 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Salah satu yang cukup bikin was-was itu soal pemotongan anggaran sebesar Rp306,69 triliun buat efisiensi belanja negara dan daerah," ujarnya dalam keterangan kepada Media Indonesia, dilansir Selasa, 11 Maret 2025.
Pemangkasan anggaran yang menyasar sektor-sektor penting, seperti infrastruktur dan layanan publik, dikhawatirkan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini pun yang membuat investor ketar-ketir.
(Ilustrasi pasar modal. Foto: Dok MI)
Kebijakan populis bikin investor cemas
Masalah ini, ungkap Felix, ditambah dengan kebijakan populis Prabowo yakni program makan bergizi gratis (MBG) dan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang membuat cemas investor.
"Program MBG dan juga penyertaan modal Danantara juga membuat was-was investor," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Makroekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufiqurrahman menuturkan, dengan adanya efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, dapat mengancam tertundanya proyek mercusuar pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal ini diwanti-wanti oleh para investor.
Ia pun mendorong agar kebijakan pemotongan anggaran perlu disertai dengan strategi yang jelas untuk menjaga stabilitas ekonomi. "Serta, menghindari ketidakpastian di kalangan dunia usaha," ucapnya.
Selain itu, Rizal berpendapat penurunan peringkat saham oleh Goldman Sachs berpotensi dipengaruhi oleh kekhawatiran pembentukan Danantara. Baik itu dari segi transparansi, akuntabilitas, profesional, dan pengelolaan aset negara.
"Kurangnya kejelasan mengenai mekanisme operasional Danantara menambah ketidakpastian bagi investor," ungkapnya.
Untuk itu, pemerintah diminta memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil disertai dengan perencanaan yang matang dan transparansi untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas ekonomi jangka panjang.