Menag Ungkap Berbagai Tantangan Apabila Kuota Haji Ditambah, Apa Saja?

Menteri Agama Nasaruddin Umar. Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez.

Menag Ungkap Berbagai Tantangan Apabila Kuota Haji Ditambah, Apa Saja?

Fachri Audhia Hafiez • 12 March 2025 19:29

Jakarta: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menekankan penambahan kuota haji untuk Indonesia hal mudah. Namun, berbagai tantangan harus diperhatikan.

"Kita akan mempersiapkan dulu segala sesuatunya, gampang meminta kuota tambahan, tetapi siap enggak kita, ada enggak tempat?" kata Nasaruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.

Tempat yang dimaksud yakni kavling untuk jemaah Indonesia yang berada di Mina, Arab Saudi. Saat ini kavling-kavling tersebut sudah terukur dengan jumlah kuota yang dimiliki Indonesia sekarang.

"Kavling-kavling itu kan sudah terdata semuanya kan, bahkan per senti pun juga sudah diukur di Mina itu, kalau tiba-tiba kita tambah sekian puluh ribu misalnya, mau tidur di mana? Nah itu harus dihitung, jadi bukan sekadar untuk menambah kuota," ujar Nasaruddin.
 

Baca juga: Kemenag Diminta Segera Atasi Asrama Haji di Banjarmasin yang Terbengkalai

Selain itu, kendaraan hingga katering juga perlu diperhatikan. Nasaruddin mengingatkan agar tak ada kekacauan distribusi katering dan mengambil jatah jemaah negara lain.

"Jangan-jangan nanti itu nyerbu kemahnya orang, nyerbu makanannya orang, nyerbu toiletnya orang, nyerbu busnya orang, mau diusir oleh Indonesia juga kan," ucap dia.

Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga menekankan terdapat peluang kuota bertambah. Kuota diambil dari negara lain yang tak diambil penuh jatahnya.

"Banyak orang yang tidak menuhi kuotanya ya, misalnya negara-negara lain, biasakan ada yang banyak sekali yang tidak menuhi kuota itu, ada tawaran, mau enggak nambah," ujar dia.

Namun, lanjut dia, terdapat konsekuensi. Jemaah haji yang dapat kuota dari negara lain juga berpotensi berada di kavling negara tersebut dan lokasinya jadi terpecah.

"Misalnya Bangladesh, kuotanya enggak terpakai semuanya, otomatis kita harus ke tempatnya Bangladesh, dapurnya Bangladesh, makanannya apa, kemahnya apa, dan seterusnya, dan itu terpecah-pecah nanti konsentrasi jamaah kita ya, jadi kita akan melihat apa maslahatnya, apa mudaratnya, kalau lebih banyak maslahatnya, mungkin kita pertimbangkan, tapi kalau mudaratnya lebih besar, lebih baik kita memelihara apa yang ada," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)