Rumah yang rusak akibat diterjang banjir di Aceh Timur, Jumat (19/12/2025). ANTARA/Hayaturrahmah
Whisnu Mardiansyah • 19 December 2025 19:08
Aceh Timur: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Timur mencatat kerusakan parah akibat banjir yang melanda wilayah tersebut. Sebanyak 17.120 unit rumah mengalami kerusakan, mulai dari kategori ringan hingga berat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur, Afifullah, menyatakan kerusakan rumah ini menjadi persoalan utama yang mengancam keselamatan dan keberlangsungan hidup warga.
“Kerusakan rumah ini menjadi persoalan utama karena menyangkut keselamatan dan keberlangsungan hidup warga. Banyak rumah tidak lagi layak huni, bahkan sebagian roboh dan hanyut akibat derasnya arus banjir,” kata Afifullah di Aceh Timur seperti dilansir Antara, Jumat, 19 Desember 2025.
Sebagian besar kerusakan berat terjadi di kawasan dataran rendah dan permukiman dekat daerah aliran sungai (DAS). Tingginya intensitas hujan yang berlangsung lama menyebabkan sungai meluap dan merendam rumah dengan ketinggian air mencapai 10 sentimeter hingga 3 meter.
Kerusakan masif ini memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka. Data BPBD mencatat sebanyak 20.612 jiwa dari 6.423 keluarga mengungsi di 50 titik pengungsian. Sementara itu, 1.618 jiwa dari 426 keluarga lainnya memilih bertahan di rumah meski dalam kondisi terdampak.
Afifullah mengungkapkan, kerusakan rumah tidak hanya berimbas pada kehilangan tempat tinggal. Kondisi ini juga memicu peningkatan kebutuhan hunian sementara, keterbatasan sanitasi, dan ancaman penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
“Kerusakan rumah ini berbanding lurus dengan kebutuhan logistik dan pelayanan dasar di pengungsian. Banyak warga kehilangan seluruh harta benda dan sangat membutuhkan bantuan darurat,” katanya.
Bencana ini juga merusak berbagai fasilitas publik, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah, sekolah, meunasah, dermaga, serta fasilitas layanan publik lainnya. Total kerusakan dan kerugian material akibat banjir di Aceh Timur diperkirakan mencapai Rp5,8 triliun.
Afifullah menegaskan data ini masih bersifat sementara dan dapat berubah. Fokus utama saat ini adalah memastikan keselamatan warga, memenuhi kebutuhan dasar, dan menyiapkan langkah pemulihan jangka menengah dan panjang untuk membangun kembali kehidupan masyarakat Aceh Timur.

Sisa lumpur dan kayu yang dibawa saat banjir bandang di Aceh. (Metrotvnews.com/Fajri F)
Rusak Berat: 7.402 unit
Rusak Sedang: 4.741 unit
Rusak Ringan: 6.977 unit