Ketua Fraksi Partai NasDem DPR, Viktor Bungtilu Laiskodat. Dokumentasi/ Istimewa
Whisnu Mardiansyah • 19 December 2025 16:59
Kupang: Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, menyatakan kebangkitan Nusa Tenggara Timur (NTT) hanya dapat terwujud melalui kepemimpinan kuat, keberanian berpikir maju, serta pembangunan yang mengedepankan riset dan inovasi. Pola lama dan politik identitas, menurutnya, bukanlah jawaban.
Dalam diskusi publik bertajuk 'Kepemimpinan dan Pembangunan NTT' di Kupang, Viktor menekankan bahwa pemimpin sejati harus mampu menggerakkan energi kolektif untuk mewujudkan perubahan nyata.
“Butuh energi besar dari pemimpin, butuh energi besar dari pemimpin! Namun, jika pemimpin tidak mampu menciptakan kondisi seperti yang anda katakan itu, tidak mungkin (tercapai),” ujar Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Jumat, 19 Desember 2025.
Ia menilai pembangunan daerah harus berani memilih sektor unggulan yang relevan dengan zaman. Viktor menyebut pariwisata sebagai penggerak utama, namun harus didukung oleh sektor lain sebagai rantai pasok yang solid.
“Pariwisata bagaimana? Lalu, apakah pertanian, perikanan, dan lain-lain tidak penting? Sektor-sektor itu adalah rantai pasok dari pariwisata. Orang ingin makan, membutuhkan beras, kopi, gula, dan ikan yang bagus,” jelasnya.
Anggota DPR itu juga menyoroti pentingnya riset dan teknologi sebagai fondasi kemajuan. Menurutnya, tidak ada wilayah yang bisa maju tanpa riset yang kuat. “Telekomunikasi dulu tidak kita bayangkan, sekarang bisa di mana saja. Dunia ke depan akan bergerak sangat cepat, dan riset adalah kuncinya,” ucap Viktor.
Ia melihat Pulau Timor dan kawasan timur Indonesia memiliki posisi strategis secara global karena menjadi satu-satunya pulau di dunia yang dihuni oleh dua negara. “Belum ada pulau di dunia seperti Pulau Timor. Dua negara, satu pulau. Itu potensi luar biasa kalau kita mampu mengembangkannya,” tegasnya.
Viktor juga mengingatkan agar masyarakat dan elite politik tidak terjebak pada cara berpikir yang keliru dalam melihat persoalan lingkungan dan pembangunan. Banyak kebijakan, menurutnya, lahir dari logika yang salah.
“Jangan bilang gara-gara potong pohon lalu hujan lalu banjir. Itu pemikiran yang keliru. Kita harus pahami masalahnya dengan pengetahuan, bukan asumsi,” katanya.
Politikus NasDem tersebut secara tegas menolak politik berbasis identitas, baik agama, suku, maupun asal-usul. Ia menegaskan kepemimpinan harus dinilai dari kapasitas dan integritas.
“Kita tidak boleh melihat siapa pemimpin dari identitas agamanya. Tidak boleh. Suku, rumah (asal), saya tidak perhatikan. Kalau dia bagus, dia manusia, saya dukung,” ujarnya.
Viktor menambahkan, ideologi pembangunan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekadar slogan. “Jangan berhenti di omongan. Lahirkan dalam perbuatan, lahirkan dalam sebuah perbuatan,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa masa depan NTT bergantung pada keberanian melakukan perubahan besar berbasis ilmu pengetahuan, industri, dan keadilan sosial.
“Provinsi ini super-super kaya. Bukan kita miskin, tapi cara berpikir kita yang harus diubah,” pungkas Viktor Bungtilu Laiskodat.