Ilustrasi mukjizat Nabi Musa AS. Foto: Dok Gramedia
Eko Nordiansyah • 18 December 2025 15:32
Jakarta: Nabi Musa Alaihi Salam (AS) merupakan salah satu nabi yang dianugerahi mukjizat oleh Allah Swt sebagai tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Melalui berbagai mukjizat tersebut, Allah Swt. meneguhkan kenabian Nabi Musa AS sekaligus menolongnya menghadalami Fir’aun dan kaum yang ingkar.
Salah satu mukjizat agung Nabi Musa AS adalah terbelahnya laut dengan tongkatnya atas izin Allah, yang menjadi jalan keselamatan bagi Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Selain itu, masih banyak mukjizat lain yang Allah anugerahkan kepadanya dan diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran bagi umat manusia.
Mukjizat Nabi Musa AS
Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. menyebut sembilan mukjizat yang telah diberikan-Nya kepada Nabi Musa a.s sebagai bukti bahwa dirinya seorang nabi dan rasul utusan Allah Swt. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Qur’an Surah (Q.S) Al-Isra’ ayat 101:
.png)
Artinya: “Sungguh, Kami telah menganugerahkan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata. Maka, tanyakanlah kepada Bani Israil ketika dia datang kepada mereka lalu Fir‘aun berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa engkau, wahai Musa, terkena sihir.” (Q.S Al-Isra’: 101)
Berikut merupakan mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah Swt. kepada Nabi Musa AS., dilansir dari
Rumah Zakat dan
Rukita:
1. Membelah laut merah dengan tongkat
Mukjizat pertama yakni kemampuan Nabi Musa AS membelah laut merah dengan tongkatnya. Hal ini tertuang dalam Q.S Asy-Syuara ayat 63–66:
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah laut itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.” (Q.S Asy-Syuara: 63–66)
Sebagaimana yang diceritakan dalam ayat di atas, pada saat itu Nabi Musa a.s. beserta Bani Israil terdesak di tepi laut akibat kejaran Fir’aun beserta Pasukannya. Lalu Allah Swt. memerintahkannya untuk memukulkan tongkat miliknya ke laut dan laut tersebut terbelah dan menjadi jalan keselamatan bagi mereka. Sedangkan Fir’aun beserta pasukannya ditenggelamkan sat laut kembali menyatu.
2. Tongkat mengeluarkan air dari bebatuan
Mukjizat selanjutnya adalah Nabi Musa AS mampu mengeluarkan air dari bebatuan dengan tongkatnya. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 60:
“(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan”. (Q.S Al-Baqarah: 60)
Mukjizat ini terjadi pada saat Nabi Musa AS memohon kepada Allah Swt. agar kaumnya diberikan air karena sulitnya menemukan mata air. Lalu Allah Swt. memerintahkannya untuk memukul batu dengan menggunakan tongkat kemudian terpancar dua belas mata air dari batu itu yang mampu mencukupi kebutuhan tiap suku dari Bani Israil.
3. Tongkat berubah menjadi ular
Mukjizat berikutnya adalah tongkat Nabi Musa AS yang dapat berubah menjadi ular. Hal ini disebut dalam Q.S Thaha ayat 68–69:
“Kami berkata: ‘Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. ‘Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang’.”
Pada saat itu Nabi Musa AS ditantang oleh para ahli sihir Fir’aun yang mampu mengubah tongkat mereka menjadi ular. Nabi Musa AS pun memukulkan tongkatnya ke tanah hingga menjadi ular besar yang mengejutkan mereka. Hal ini membuat para ahli sihir akhirnya mengakui kebesaran Allah SWT.
4. Tangan memancarkan cahaya putih
Mukjizat lainnya adalah tangan Nabi Musa a.s. mampu memancarkan cahaya putih. Keistimewaan ini tercantum dalam Q.S Thaha ayat 22 dan An-Naml ayat 12:
“Dan kempitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula).” (Q.S Thaha: 22)
“Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik”. (Q.S An Naml: 12)
Mukjizat ini terjadi atas perintah Allah SWT. Pada saat itu Nabi Musa AS. memasukkan tangannya ke dalam baju dan pada saat dikeluarkan tangannya memancarkan cahaya putih yang terang bagaikan bulan hingga mampu menyilaukan Fir’aun.
5. Turunnya Kitab Taurat sebagai wahyu pertama Nabi Musa
Mukjizat yang terakhir adalah ketika Nabi Musa AS mendapatkan wahyu dari Allah SWT berupa kitab suci Taurat. Kisah ini tertuang dalam Q.S. Thaha ayat 9–14:
“Apakah telah sampai kepadamu (Nabi Muhammad) kisah Musa?. (Ingatlah) ketika dia (Musa) melihat api, lalu berkata kepada keluarganya, “Tinggallah (di sini)! Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau mendapat petunjuk di tempat api itu.”.Ketika mendatanginya (tempat api), dia (Musa) dipanggil, “Wahai Musa. Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa. Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingatKu.” (Q.S Thaha: 9–14)
Mukjizat terbesar lainnya yang didapatkan Nabi Musa AS adalah wahyu berupa Kitab Taurat dari Allah SWT. Melalui kitab ini, Nabi Musa AS. mendapat kesempatan untuk berbicara langsung dengan Allah sehingga ia mendapat gelar kalimullah. Nabi Musa AS. menggunakan Kitab Taurat untuk membimbing Bani Israil agar tetap berada di jalan kebenaran.
Mukjizat-mukjizat Nabi Musa AS menunjukkan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. yang nyata bagi umat manusia. Setiap mukjizat bukan hanya bukti kenabian, tetapi juga sarana pembelajaran iman, kesabaran, dan keteguhan hati. (
Alfiah Ziha Rahmatul Laili)