Pertempuran Thailand–Kamboja Meluas, 140 Ribu Warga Mengungsi

Prajurit Thailand terlibat pertempuran sengit dengan Kamboja. Foto: Anadolu

Pertempuran Thailand–Kamboja Meluas, 140 Ribu Warga Mengungsi

Fajar Nugraha • 10 December 2025 05:51

Srei Snam: Pertempuran antara Thailand dan Kamboja meluas pada Selasa 9 Desember 2025 ke wilayah-wilayah baru di perbatasan yang disengketakan, dengan jumlah korban tewas meningkat menjadi 10 orang dan lebih dari 140.000 warga sipil mengungsi akibat kekerasan.

Kedua negara saling menyalahkan atas bentrokan baru yang terjadi terkait sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama seabad, yang menyebabkan Thailand melancarkan serangan udara dan menggunakan tank terhadap negara tetangganya pada Senin.

Mantan pemimpin berpengaruh Kamboja, Hun Sen mengatakan, negaranya telah membalas Thailand setelah Phnom Penh membantah melakukan serangan balik selama dua hari.

Bentrokan minggu ini adalah yang paling mematikan sejak kedua negara tetangga terlibat dalam pertempuran sengit selama lima hari pada bulan Juli yang menewaskan puluhan orang dan membuat sekitar 300.000 orang mengungsi sebelum gencatan senjata diberlakukan.

“Puluhan ribu orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan sejak pertempuran baru dimulai pada hari Minggu,” kata para pejabat.

Warga Kamboja, Poan Hay, 55 tahun, mengatakan ia meninggalkan rumahnya di Provinsi Oddar Meanchey pada hari Senin segera setelah mendengar suara tembakan - keempat kalinya ia mengungsi tahun ini karena pertempuran yang terus-menerus di perbatasan.

"Saya sangat marah kepada tentara Thailand, tetapi saya meminta mereka untuk berhenti menembaki warga Kamboja," kata Poan Hay kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu 10 Desember 2025.

Ia berlindung di sebuah pagoda bersama kerabatnya, sekitar 70 km dari perbatasan di Srei Snam, Provinsi Siem Reap.

"Selama lima bulan terakhir, saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya khawatir tentang keselamatan kami," kata Hay.

"Kemarin, jet-jet tempur Thailand terbang di sepanjang perbatasan. Saya sangat takut,” imbuh Hay.

Phnom Penh menuduh pasukan Thailand menembaki posisi-posisi mereka semalaman, yang menewaskan dua orang yang sedang bepergian di jalan nasional.

Total tujuh warga sipil Kamboja tewas dan sekitar 20 orang terluka minggu ini, kata Kementerian Dalam Negeri Kamboja dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 21.000 orang telah mengungsi dari tiga provinsi perbatasan, tambah kementerian tersebut.

Kementerian Pertahanan mengatakan tentara Thailand telah melanjutkan serangan sekitar pukul 5.00 pagi hari Selasa di wilayah perbatasan, termasuk di area kuil-kuil berusia berabad-abad, seperti situs warisan dunia UNESCO, kuil Preah Vihear.

Tentara Thailand mengatakan tiga tentara telah tewas sejak Senin.

Satu orang tewas pada hari Selasa oleh tembakan tidak langsung di provinsi Surin, sementara sebuah granat menewaskan seorang tentara lainnya di area kuil Preah Vihear.

Hampir 500 tempat penampungan sementara telah didirikan di beberapa provinsi perbatasan, menampung lebih dari 125.000 warga sipil yang dievakuasi, menurut pernyataan pemerintah.

Juru bicara Angkatan Laut Thailand, Parat Rattanachaiphan, mengatakan dalam konferensi pers bahwa pasukan Thailand baru-baru ini mendeteksi pasukan Kamboja, permukiman, dan beberapa pangkalan senjata di wilayah pesisir Provinsi Trat yang disengketakan.

Parat menuduh Kamboja meningkatkan ketegangan dengan mengerahkan pesawat tanpa awak untuk memprovokasi pasukan Thailand.

Selasa pagi, ia mengatakan pasukan Thailand "melancarkan operasi militer untuk mengusir mereka".

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)