Menuju Indonesia Emas 2045, Bonus Demografi Harus Dioptimalkan

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Foto: Dokumen Kementerian Ketenagakerjaan

Menuju Indonesia Emas 2045, Bonus Demografi Harus Dioptimalkan

Annisa Ayu Artanti • 25 July 2023 13:33

Jakarta: Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mendorong optimalisasi bonus demografi Indonesia sebagai  jembatan untuk membuat Indonesia semakin maju. Bonus demografi dinilai sebagai faktor utama untuk mencapai Indonesia Emas 2045. 
 
"Bonus demografi adalah jembatan emas yang disediakan Allah Swt., Tuhan YME, untuk mengantarkan bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang maju, negara yang maju, dan sangat berpengaruh pada kawasan regional maupun global," kata Ida Fauziyah saat menyampaikan Keynote Speech pada Kegiatan Kuliah Umum dan Pembekalan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2023 dikutip, Selasa, 25 Juli 2023.
 
Dia menjelaskan optimalisasi bonus demografi dapat dilakukan dengan mengasah keterampilan dan kompetensi penduduk usia produktif agar dapat memenangkan persaingan. 
 
"Jika kita mampu memanfaatkan bonus demografi maka kita optimis kita mampu mencapai Indonesia Emas tahun 2045," ucapnya. 
 
Ida juga mengatakan, selain optimalisasi bonus demografi, capaian Indonesia Emas 2045 semakin optimistis dengan melihat perbaikan kondisi ketenagakerjaan pasca pandemi. 
 
"Namun kita harus terus waspada, bekerja keras dan cerdas untuk menjaga momentum ini, karena masih ada beberapa tantangan untuk mengoptimalkan bonus demografi," ujarnya. 
 
Beberapa tantangan tersebut, sebut Ida, diantaranya adalah berdasarkan prediksi ILO, saat ini tenaga ahli Indonesia baru mencapai 10,7 persen atau setara 13 juta orang dari 113 juta penduduk usia produktif. 
 
Kemudian berdasarkan Asian Productivity Organization (APO), produktivitas per tenaga kerja Indonesia masih relatif rendah. Sebab, dari 10 orang yang bekerja, terdapat enam diantaranya berpendidikan SMP ke bawah. 
 
Selanjutnya, berdasarkan Sakernas Februari 2023, penduduk produktif cenderung bekerja pada pekerjaan tersier, informal, dan jenis pekerjaan berkala. Selain itu, dinamika dunia usaha dan industri di era 4.0 turut memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru serta menghilangkan sejumlah jenis pekerjaan lama. 
 
"Melihat segala tantangan tadi, kita harus cepat bergerak memanfaatkan bonus demografi yang puncaknya sudah semakin dekat," ucapnya. 
 
Ida menyebut, pemerintah sendiri telah berupaya menyiapkan SDM kompeten dalam menghadapi bonus demografi maupun berbagai tantangan ketenagakerjaan tersebut salah satunya melalui diundangkannya Perpres 68 Tahun 2022. Perpres tersebut merupakan payung hukum revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. 
 
"Selain itu, pendidikan tinggi harus mampu melahirkan lulusan yang siap masuk ke industri dan melahirkan riset inovasi yang di hilirisasi, serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)