Luhut: Indonesia Berpacu dengan Waktu Bentuk Ekosistem Kendaraan Listrik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id

Luhut: Indonesia Berpacu dengan Waktu Bentuk Ekosistem Kendaraan Listrik

Annisa Ayu Artanti • 14 September 2023 17:11

Jakarta: Indonesia berpacu dengan waktu untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik yang kuat. Pasalnya, jika sedikit saja terlambat maka Indonesia hanya 'gigit jari' saja melihat perkembangan kendaraan listrik dan berbagai macam industri turunannya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan peluang Indonesia menuju energi bersih dan peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dari adopsi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Indonesia.

Selain itu, ia mengatakan kendaraan listrik juga merupakan bagian penting dari agenda industrialisasi dan dekarbonisasi Indonesia.

"Sekarang adalah saatnya untuk mendorong industri EV di Indonesia. Akselerasi adopsi EV penting untuk mengakselerasi agenda dekarbonisasi Indonesia, memperbaiki kualitas udara, dan menyukseskan downstreaming mineral kritis Indonesia. Indonesia berpacu dengan waktu untuk dapat memimpin persaingan investasi dengan negara tetangga, dan menjaga kelangsungan industri otomotif di era transisi energi," kata Menko Luhut saat sambutan di acara “Peluang Indonesia Menuju Energi Bersih dan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dari Adopsi Kendaraan Listrik Indonesia” dikutip Kamis, 14 September 2023.
 
Baca juga: Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik Bisa Tekan Emisi

Industri EV Indonesia membutuhkan kerja keras

Ia menjabarkan, dalam membangun industri EV Indonesia membutuhkan kerja keras dan kebijakan yang tepat untuk mendorong pengembangan pasar dan industri serta menarik investasi.

Jika gagal mengembangkan industri EV dan menarik investasi, Indonesia hanya akan menjadi importir dan berisiko kehilangan jutaan lapangan pekerjaan.

"Secara global, transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat dengan pangsa penjualan EV yang melampaui titik kritis. Pasar otomotif Indonesia akan mengikuti transisi kendaraan listrik, dengan tren konsumen yang mendukung. Penghematan biaya, peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan keberlanjutan, dan tren global," tutur Luhut.

Di samping itu, ia juga mengungkapkan, tidak dipungkiri untuk membangun industri EV  di Indonesia dibutuhkan investasi yang besar dan penerimaan masyarakat dalam mengadopsi EV.

"Hanya dengan mengembangkan industri EV dalam negeri, Indonesia dapat merealisasikan eksternalitas positif dan mencegah risiko berkurangnya PDB dan lapangan pekerjaan akibat transisi industri otomotif," jelas Luhut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)